“Shalat dengan memakai sorban pahalanya sama dengan shalat dua puluh lima kali tanpa sorban, dan shalat jum’at dengan memakai sorban sama dengan sholat jum’at tujuh puluh kali tanpa sorban. Sesungguhnya malaikat mendatangi dan menyaksikan shalat jum’at dengan memakai sorban dan senantiasa mendoakan para pemakai sorban hingga terbenamnya matahari”.
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Ibnu Najjar, dengan sanad dari Muhammad bin Mahdi al-Maruzi, dari Abi basyir bin Sayyar ar-Ruqi, dari al-Abbas bin Katsir ar-Ruqi, dari Yazid bin Abi Habib.
Tuesday, October 31, 2017
Monday, October 30, 2017
CACING-PUN BERSHOLAWAT 1000 KALI
CACING-PUN BERSHOLAWAT 1000 KALI
Dikisahkan,..
Suatu ketika nabi Daud as sedang duduk di tempat ibadah beliau sambil membaca kitab Zabur. Tiba-tiba beliau melihat ada seekor cacing merah sedang berjalan di tanah.
Hati kecil beliaupun berbisik,
"Apa yang Alloh inginkan dari cacing ini? Untuk apa Alloh menciptakan cacing in?"
Dengan izin Alloh, cacing itupun dapat berbicara. Iapun berkata,
"Wahai Nabi Alloh, jika di siang hari, Alloh memerintahkanku untuk berdzikir:
سبحان الله والحمد لله و لا اله الا الله 1000x
'Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh' seribu kali,
Sedangkan dimalam hari Alloh memerintahkanku untuk bersholawat
اللهم صل على محمد النبي الامي و على اله و صحبه و سلم 1000x
'Allohumma sholli 'ala muhammad nabiyyil ummi wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam' seribu kali setiap malam.
Sedangkan engkau wahai Nabi Daud, apa yang engkau ucapkan, agar aku dapat mengambil manfaat darimu?"
Nabi Daud pun menyesal telah meremehkan seekor cacing. Dan beliau pun kemudian bertaubat, memohon ampun kepada Alloh SWT.
Ternyata,...
Demikian indah hidup seekor cacing yang acapkali kita remehkan,...
Ternyata, lisannya senantiasa basah dengan dzikir dan sholawat...
Padahal, ia tak pernah bermaksiat,..
Lantas,..
Bagaimana dengan lisan kita???
Seberapa sering lisan ini berdzikir??
Seberapa banyak sholawat yang keluar dari lisan yang penuh maksiat ini???
Akankah kita, yang diberi begitu banyak kelebihan oleh Alloh, kalah dengan seekor cacing dalam ketaatan kepada Alloh???
Ya Robb berilah taufiqMu untuk kami...
Jadikan kami termasuk golongan ahli dzikir, yang senantiasa membasahi lisan kami dengan dzikir dan sholawat,
Jangan biarkan sedikitpun waktu kami berlalu kecuali bertambah amal kami untuk hari perjumpaan denganMu...
اللهم اعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
"Ya Alloh tolong kami untuk senantiasa mengingatMu, mensyukuri nikmat-nikmatMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu"
Sumber: Mukasyafatul Qulub - Imam Ghozali r.a
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم وبَارِك عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الفاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، والخاتِم لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الحقِّ بَالحَقِّ، والهادي إلى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ، صلَّى اللهُ علَيهِ وآلِهِ وصحبِهِ، حَقَّ قَدْرِهِ ومِقْدَارِهِ العَظِيم.
Dikisahkan,..
Suatu ketika nabi Daud as sedang duduk di tempat ibadah beliau sambil membaca kitab Zabur. Tiba-tiba beliau melihat ada seekor cacing merah sedang berjalan di tanah.
Hati kecil beliaupun berbisik,
"Apa yang Alloh inginkan dari cacing ini? Untuk apa Alloh menciptakan cacing in?"
Dengan izin Alloh, cacing itupun dapat berbicara. Iapun berkata,
"Wahai Nabi Alloh, jika di siang hari, Alloh memerintahkanku untuk berdzikir:
سبحان الله والحمد لله و لا اله الا الله 1000x
'Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh' seribu kali,
Sedangkan dimalam hari Alloh memerintahkanku untuk bersholawat
اللهم صل على محمد النبي الامي و على اله و صحبه و سلم 1000x
'Allohumma sholli 'ala muhammad nabiyyil ummi wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam' seribu kali setiap malam.
Sedangkan engkau wahai Nabi Daud, apa yang engkau ucapkan, agar aku dapat mengambil manfaat darimu?"
Nabi Daud pun menyesal telah meremehkan seekor cacing. Dan beliau pun kemudian bertaubat, memohon ampun kepada Alloh SWT.
Ternyata,...
Demikian indah hidup seekor cacing yang acapkali kita remehkan,...
Ternyata, lisannya senantiasa basah dengan dzikir dan sholawat...
Padahal, ia tak pernah bermaksiat,..
Lantas,..
Bagaimana dengan lisan kita???
Seberapa sering lisan ini berdzikir??
Seberapa banyak sholawat yang keluar dari lisan yang penuh maksiat ini???
Akankah kita, yang diberi begitu banyak kelebihan oleh Alloh, kalah dengan seekor cacing dalam ketaatan kepada Alloh???
Ya Robb berilah taufiqMu untuk kami...
Jadikan kami termasuk golongan ahli dzikir, yang senantiasa membasahi lisan kami dengan dzikir dan sholawat,
Jangan biarkan sedikitpun waktu kami berlalu kecuali bertambah amal kami untuk hari perjumpaan denganMu...
اللهم اعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
"Ya Alloh tolong kami untuk senantiasa mengingatMu, mensyukuri nikmat-nikmatMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu"
Sumber: Mukasyafatul Qulub - Imam Ghozali r.a
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم وبَارِك عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الفاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، والخاتِم لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الحقِّ بَالحَقِّ، والهادي إلى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ، صلَّى اللهُ علَيهِ وآلِهِ وصحبِهِ، حَقَّ قَدْرِهِ ومِقْدَارِهِ العَظِيم.
Saturday, October 28, 2017
KENAPA HABIB LUTHFI BIN YAHYA FANATIK KEPADA NU? INI JAWABANNYA
KENAPA HABIB LUTHFI BIN YAHYA FANATIK KEPADA NU? INI JAWABANNYA
Oleh: Maulana Habib Luthfi bin Yahya
Dulu saya sering duduk di rumahnya Kyai Abdul Fattah, untuk mengaji. Di situ ada seorang wali, namanya Kyai Irfan Kertijayan. Kyai Irfan adalah sosok yang nampak hapal keseluruhan kitab Ihya Ulumiddin, karena kecintaannya yang mendalam pada kitab tersebut. Setiap kali ketemu saya beliau pasti memandangi dan lalu menangis. Di situ ada Kyai Abdul Fattah dan Kyai Abdul Adzim.
Lama-kelamaan akhirnya beliau bertanya, “Bib, saya mau bertanya. Cara dan gaya berpakaian Anda kok sukanya sarung putih, baju dan kopyah putih, persis guru saya.”
“Siapa Kyai?” jawabku.
“Habib Hasyim bin Umar,” Jawab Kyai Irfan.
Saya mau ngaku cucunya tapi kok masih seperti ini, belum menjadi orang yang baik, batinku dalam hati. Mau mengingkari/berbohong tapi kenyataannya memang benar saya adalah cucunya Habib Hasyim. Akhirnya Kyai Abdul Adzim dan Kyai Abdul Fattah yang menjawab, “Lha beliau itu cucunya.”
Lalu Kyai Irfan merangkul dan menciumiku sembari menangis hebat saking gembiranya. Kemudian beliau berkata, “Mumpung saya masih hidup, saya mau cerita Bib. Tolong ditulis.”
“Cerita apa Kyai?” jawabku.
“Begini,” kata Kyai Irfan mengawali ceritanya. Mbah Kyai Hasyim Asy’ari setelah beristikharah, bertanya kepada Kyai Kholil Bangkalan, bermula dengan mendirikan Nahdlatut Tujjar dan Nahdlah-nahdlah yang lainnya, beliau merasa kebingungan. Hingga akhirnya beliau ke Mekkah untuk beristikharah di Masjidil Haram. Di sana kemudian beliau mendapat penjelasan dari Kyai Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi, ulama Jawa yang sangat alim. Kitab-kitab di Mekkah kalau belum di-tahqiq atau ditandatangani oleh Kyai Ahmad Nahrawi maka kitab tersebut tidak akan berani dicetak. Itu pada masa Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Mekkah pada waktu itu.
Syaikh Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi dawuh kepada Kyai Hasyim Asy’ari, “Kamu pulang saja. Ini alamat/pertanda NU bisa berdiri hanya dengan dua orang. Pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya Pekalongan, dan kedua Kyai Ahmad Kholil Bangkalan (Madura).”
Maka Kyai Hasyim Asy’ari pun segera bergegas untuk pamit pulang kembali ke Indonesia. Beliau bersama Kyai Asnawi Kudus, Kyai Yasin dan kyai-kyai lainnya langsung menuju ke Simbang Pekalongan untuk bertemu Kyai Muhammad Amir dengan diantar oleh Kyai Irfan dan kemudian langsung diajak bersama menuju kediaman Habib Hasyim bin Umar.
Baru saja sampai di kediaman, Habib Hasyim langsung berkata, “Saya ridha. Segeralah buatkan wadah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ya Kyai Hasyim, dirikan, namanya sesuai dengan apa yang diangan-angankan olehmu, Nahdlatul Ulama. Tapi tolong, namaku jangan ditulis.” Jawaban terakhir ini karena wujud ketawadhuan Habib Hasyim.
Kemudian Kyai Hasyim Asy’ari meminta balagh (penyampaian ilmu) kepada Habib Hasyim, “Bib, saya ikut ngaji bab hadits di sini. Sebab Panjenengan punya sanad-sanad yang luar biasa.” Makanya Kyai Hasyim Asy’ari tiap Kamis Wage pasti di Pekalongan bersama Hamengkubuwono ke sembelian yang waktu itu bernama Darojatun, mengaji bersama. Jadi Sultan Hamengkubowono IX itu bukan orang bodoh, beliau orang yang alim dan ahli thariqah.
Setelah dari Pekalongan Kyai Hasyim Asy’ari menuju ke Bangkalan Madura untuk bertemu Kyai Ahmad Kholil Bangkalan. Namun baru saja Kyai Hasyim Asy’ari tiba di halaman depan rumah Kyai Kholil sudah mencegatnya seraya dawuh, “Keputusanku sama seperti Habib Hasyim!” Lha ini dua orang kok bisa kontak-kontakan padahal Pekalongan-Madura dan waktu itu belum ada handphone. Inilah hebatnya.
Akhirnya berdirilah Nahdlatul Ulama. Dan Muktamar NU ke-5 ditempatkan di Pekalongan sebab hormat kepada Habib Hasyim bin Umar. Jadi jika dikatakan Habib Luthfi kenceng (fanatik) kepada NU, karena merasa punya tanggungjawab kepada Nahdlatul Ulama dan semua habaib. Dan ternyata cerita ini disaksikan bukan hanya oleh Kyai Irfan, tapi juga oleh Habib Abdullah Faqih Alattas, ulama yang sangat ahli ilmu fiqih.
Maka dari itu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas dengan Habib Hasyim Bin Yahya tidak bisa terpisahkan. Kalau ada tamu ke Habib Hasyim, pasti disuruh sowan (menghadap) dulu kepada yang lebih sepuh yakni Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas. Dan jika tamu tersebut sampai ke Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib maka akan ditanya, “Kamu suka atau tidak kepada adikku Habib Hasyim bin Umar?” dengan maksud agar sowannya ke Habib Hasyim saja. Itulah ulama memberikan contoh kepada kita tidak perlunya saling berebut dan sikut, tapi selalu kompak dan rukun.
Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas wafat tahun 1347 Hijriyah bulan Rajab tanggal 14, dan haulnya dilaksanakan tanggal 14 Sya’ban. Tiga tahun setelahnya, tahun 1350 Hijriyah, Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya wafat. Setahun kemudian (1351 H) adalah wafatnya Habib Abdullah bin Muhsin Alattas Bogor. Waktu itu banyak para ulama besar seperti Mbah Kyai Adam Krapyak dan Kyai Ubaidah, merupakan para wali Allah dan samudera keilmuan.
(Dokumentasi ceramah Habib Luthfi Bin Yahya pada Haul Pakisputih Kedungwuni Pekalongan: https://youtu.be/7d_TsdSBVvE. Dialihbahasakan oleh Syaroni As-Samfuriy).
Oleh: Maulana Habib Luthfi bin Yahya
Dulu saya sering duduk di rumahnya Kyai Abdul Fattah, untuk mengaji. Di situ ada seorang wali, namanya Kyai Irfan Kertijayan. Kyai Irfan adalah sosok yang nampak hapal keseluruhan kitab Ihya Ulumiddin, karena kecintaannya yang mendalam pada kitab tersebut. Setiap kali ketemu saya beliau pasti memandangi dan lalu menangis. Di situ ada Kyai Abdul Fattah dan Kyai Abdul Adzim.
Lama-kelamaan akhirnya beliau bertanya, “Bib, saya mau bertanya. Cara dan gaya berpakaian Anda kok sukanya sarung putih, baju dan kopyah putih, persis guru saya.”
“Siapa Kyai?” jawabku.
“Habib Hasyim bin Umar,” Jawab Kyai Irfan.
Saya mau ngaku cucunya tapi kok masih seperti ini, belum menjadi orang yang baik, batinku dalam hati. Mau mengingkari/berbohong tapi kenyataannya memang benar saya adalah cucunya Habib Hasyim. Akhirnya Kyai Abdul Adzim dan Kyai Abdul Fattah yang menjawab, “Lha beliau itu cucunya.”
Lalu Kyai Irfan merangkul dan menciumiku sembari menangis hebat saking gembiranya. Kemudian beliau berkata, “Mumpung saya masih hidup, saya mau cerita Bib. Tolong ditulis.”
“Cerita apa Kyai?” jawabku.
“Begini,” kata Kyai Irfan mengawali ceritanya. Mbah Kyai Hasyim Asy’ari setelah beristikharah, bertanya kepada Kyai Kholil Bangkalan, bermula dengan mendirikan Nahdlatut Tujjar dan Nahdlah-nahdlah yang lainnya, beliau merasa kebingungan. Hingga akhirnya beliau ke Mekkah untuk beristikharah di Masjidil Haram. Di sana kemudian beliau mendapat penjelasan dari Kyai Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi, ulama Jawa yang sangat alim. Kitab-kitab di Mekkah kalau belum di-tahqiq atau ditandatangani oleh Kyai Ahmad Nahrawi maka kitab tersebut tidak akan berani dicetak. Itu pada masa Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Mekkah pada waktu itu.
Syaikh Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi dawuh kepada Kyai Hasyim Asy’ari, “Kamu pulang saja. Ini alamat/pertanda NU bisa berdiri hanya dengan dua orang. Pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya Pekalongan, dan kedua Kyai Ahmad Kholil Bangkalan (Madura).”
Maka Kyai Hasyim Asy’ari pun segera bergegas untuk pamit pulang kembali ke Indonesia. Beliau bersama Kyai Asnawi Kudus, Kyai Yasin dan kyai-kyai lainnya langsung menuju ke Simbang Pekalongan untuk bertemu Kyai Muhammad Amir dengan diantar oleh Kyai Irfan dan kemudian langsung diajak bersama menuju kediaman Habib Hasyim bin Umar.
Baru saja sampai di kediaman, Habib Hasyim langsung berkata, “Saya ridha. Segeralah buatkan wadah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ya Kyai Hasyim, dirikan, namanya sesuai dengan apa yang diangan-angankan olehmu, Nahdlatul Ulama. Tapi tolong, namaku jangan ditulis.” Jawaban terakhir ini karena wujud ketawadhuan Habib Hasyim.
Kemudian Kyai Hasyim Asy’ari meminta balagh (penyampaian ilmu) kepada Habib Hasyim, “Bib, saya ikut ngaji bab hadits di sini. Sebab Panjenengan punya sanad-sanad yang luar biasa.” Makanya Kyai Hasyim Asy’ari tiap Kamis Wage pasti di Pekalongan bersama Hamengkubuwono ke sembelian yang waktu itu bernama Darojatun, mengaji bersama. Jadi Sultan Hamengkubowono IX itu bukan orang bodoh, beliau orang yang alim dan ahli thariqah.
Setelah dari Pekalongan Kyai Hasyim Asy’ari menuju ke Bangkalan Madura untuk bertemu Kyai Ahmad Kholil Bangkalan. Namun baru saja Kyai Hasyim Asy’ari tiba di halaman depan rumah Kyai Kholil sudah mencegatnya seraya dawuh, “Keputusanku sama seperti Habib Hasyim!” Lha ini dua orang kok bisa kontak-kontakan padahal Pekalongan-Madura dan waktu itu belum ada handphone. Inilah hebatnya.
Akhirnya berdirilah Nahdlatul Ulama. Dan Muktamar NU ke-5 ditempatkan di Pekalongan sebab hormat kepada Habib Hasyim bin Umar. Jadi jika dikatakan Habib Luthfi kenceng (fanatik) kepada NU, karena merasa punya tanggungjawab kepada Nahdlatul Ulama dan semua habaib. Dan ternyata cerita ini disaksikan bukan hanya oleh Kyai Irfan, tapi juga oleh Habib Abdullah Faqih Alattas, ulama yang sangat ahli ilmu fiqih.
Maka dari itu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas dengan Habib Hasyim Bin Yahya tidak bisa terpisahkan. Kalau ada tamu ke Habib Hasyim, pasti disuruh sowan (menghadap) dulu kepada yang lebih sepuh yakni Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas. Dan jika tamu tersebut sampai ke Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib maka akan ditanya, “Kamu suka atau tidak kepada adikku Habib Hasyim bin Umar?” dengan maksud agar sowannya ke Habib Hasyim saja. Itulah ulama memberikan contoh kepada kita tidak perlunya saling berebut dan sikut, tapi selalu kompak dan rukun.
Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas wafat tahun 1347 Hijriyah bulan Rajab tanggal 14, dan haulnya dilaksanakan tanggal 14 Sya’ban. Tiga tahun setelahnya, tahun 1350 Hijriyah, Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya wafat. Setahun kemudian (1351 H) adalah wafatnya Habib Abdullah bin Muhsin Alattas Bogor. Waktu itu banyak para ulama besar seperti Mbah Kyai Adam Krapyak dan Kyai Ubaidah, merupakan para wali Allah dan samudera keilmuan.
(Dokumentasi ceramah Habib Luthfi Bin Yahya pada Haul Pakisputih Kedungwuni Pekalongan: https://youtu.be/7d_TsdSBVvE. Dialihbahasakan oleh Syaroni As-Samfuriy).
Friday, October 27, 2017
PERASAAN ORANG YANG SUDAH MATI
PERASAAN ORANG YANG SUDAH MATI
"Orang yang mati awalnya tidak menyadari bahwa dirinya mati. Dia merasa dirinya sedang bermimpi mati. Dia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati hingga diturunkan ke dalam kubur. Dia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah. Dia berteriak-teriak tapi tidak ada yang mendengar teriakannya.
Beberapa waktu kemudian...
Saat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian di bawah tanah. Allah kembalikan ruhnya. Dia membuka mata, dan terbangun dari "mimpi" buruknya. Dia senang dan bersyukur, bahwa ternyata apa yang dia alami hanyalah sebuah mimpi buruk, dan kini dia sudah bangun dari tidurnya.
Kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya kaget "Kemana bajuku? Kemana celanaku?" Lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah "Dimanakah aku?" "Tempat apa ini? Kenapa bau tanah dan lumpur?" Kemudian dia mulai menyadari bahwa dia ada di bawah tanah, dan sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi! Ya, dia sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati.
Berteriak lah dia sekeras-kerasnya, memanggil orang-orang terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkannya:
"Ibuuuuu....!!!!"
"Ayaaaaaah...!!!!"
"Kakeeeeek!!!"
"Neneeeek!!"
"Kakaaaaak!!!"
"Sahabaaaaat!!!"
Tidak ada seorang pun yang menjawab nya. Dia yang selama ini lupa pada Allah pun ingat bahwa ALLAH adalah satu-satunya harapan.
Menangis lah dia sambil meminta ampun
"Ya, Allaaaaaaah.... Ya Allaaaaaaah.... Ampuni aku ya Allaaaaaaah....!!!"
Dia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya.
Jika dia orang baik, maka muncullah dua malaikat dengan wajah tersenyum akan mendudukkannya dan menenangkannya, menghiburnya dan melayaninya dengan pelayanan yang terbaik.
Jika dia orang buruk, maka dua malaikat akan menambah ketakutannya dan akan menyiksanya sesuai keburukannya.
Ya, Allah... Kami hamba-hambaMu yang lemah.
Berikan kami HUSNUL KHOTIMAH...
Amiiiiiiin yaroball allamin😇😇😇
#Nahdlatululama #alanu
"Orang yang mati awalnya tidak menyadari bahwa dirinya mati. Dia merasa dirinya sedang bermimpi mati. Dia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati hingga diturunkan ke dalam kubur. Dia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah. Dia berteriak-teriak tapi tidak ada yang mendengar teriakannya.
Beberapa waktu kemudian...
Saat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian di bawah tanah. Allah kembalikan ruhnya. Dia membuka mata, dan terbangun dari "mimpi" buruknya. Dia senang dan bersyukur, bahwa ternyata apa yang dia alami hanyalah sebuah mimpi buruk, dan kini dia sudah bangun dari tidurnya.
Kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya kaget "Kemana bajuku? Kemana celanaku?" Lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah "Dimanakah aku?" "Tempat apa ini? Kenapa bau tanah dan lumpur?" Kemudian dia mulai menyadari bahwa dia ada di bawah tanah, dan sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi! Ya, dia sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati.
Berteriak lah dia sekeras-kerasnya, memanggil orang-orang terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkannya:
"Ibuuuuu....!!!!"
"Ayaaaaaah...!!!!"
"Kakeeeeek!!!"
"Neneeeek!!"
"Kakaaaaak!!!"
"Sahabaaaaat!!!"
Tidak ada seorang pun yang menjawab nya. Dia yang selama ini lupa pada Allah pun ingat bahwa ALLAH adalah satu-satunya harapan.
Menangis lah dia sambil meminta ampun
"Ya, Allaaaaaaah.... Ya Allaaaaaaah.... Ampuni aku ya Allaaaaaaah....!!!"
Dia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya.
Jika dia orang baik, maka muncullah dua malaikat dengan wajah tersenyum akan mendudukkannya dan menenangkannya, menghiburnya dan melayaninya dengan pelayanan yang terbaik.
Jika dia orang buruk, maka dua malaikat akan menambah ketakutannya dan akan menyiksanya sesuai keburukannya.
Ya, Allah... Kami hamba-hambaMu yang lemah.
Berikan kami HUSNUL KHOTIMAH...
Amiiiiiiin yaroball allamin😇😇😇
#Nahdlatululama #alanu
Wednesday, October 25, 2017
22 DAWUH KH. MAIMOEN ZUBAIR DI HARI SANTRI 22 OKTOBER
22 DAWUH KH. MAIMOEN ZUBAIR DI HARI SANTRI 22 OKTOBER
1. Ana urid, wa anta turid wallahu yaf’alu ma yurid. Kamu punya keinginan, saya juga punya keinginan, tapi yang berlaku adalah keinginan Allah.
2. Jangan (hanya) rame-rame Hari Santri, tapi bangunlah kesantrian.
3. Ayah saya Kiai Zubair bukan pengurus PBNU, tapi Wakil Rais Akbar KH. Faqih Maskumambang selalu didampingi ayah saya.
4. Ayah saya sejak kecil mengajarkan saya rasa nasionalisme. Jangan tinggalkan Islam, tapi hubbul wathon minal iman.
5. NU itu tersusun dari 12 huruf. Lambangnya bola dunia, pada wilayah Indonesia diiputi huruf “Dhad”, “Dhad” itu menunjukan kesempurnaan Rasulullah Saw., yaitu "أنا أفصح من نطق بالضاد" (ana afshahu man nathaqa bid-dhad), aku adalah orang yang paling fasih melafalkan huruf Dhad.
6. NU tidak bisa dipisahkan dengan negara. Resolusi Jihad di bulan Oktober membuahkan hasil Hari Pahlawan 10 November. Bila tidak ada Jihad 22 Oktober di Surabaya, maka November barangkali tidak dijadikan hari pahlawan.
7. Bulan Oktober bulan yang kesepuluh, seorang anak 10 tahun akan dipukul manakala ia tidak shalat.
8. Hari Santri 22 Oktober itu istimewa, sebab; 1) Rasulullah Saw. membangun masjid Quba dalam perjalanan hijrah juga pada bulan Oktober, yaitu 1 Oktober. Al-Quran menyebutnya “La masjidun ussisa ‘alat taqwa min awwali yaumin an taquma fih”, 2) Orang Quraisy kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, yaitu Rihlatasy-Syita. Syita itu ketika matahari berada di selatan katulistiwa, Oktober ada di dalamnya. Buruj sebelah utara ada 6: hamal, tsaur, jauza, sarathan, asad, dan sunbulah. Di selatan juga 6: mizan, aqrab, qaus, jady, dalw, dan hut.
9. Indonesia itu istimewa, hari kemerdekaannya 17 Agustus/8 Ramadhan, sementara Rasulullah diangkat menjadi Nabi 17 Ramadhan/8 Agustus, kali pertama menerima wahyu.
10. Tanggal 17 mengisyaratkan 17 rakaat dan 17 rukun shalat. Bulan Agustus atau bulan kedelapan mengisyaratkan dekatnya seorang hamba dengan Allah, maksudnya manakala dia sujud, ia meletakkan 7 anggota badannya, ditambah 1 hati yang tawajjuh ke hadirat Allah. Inilah posisi terbaik seorang hamba kepada Tuhannya. Hati ini bilamana baik maka baik pula seluruh amalnya, bila buruk buruk pula semuanya.
11. Angka delapan menjelaskan sebagai tolaknya neraka dan sebabnya masuk surga. Mbah Maimun menjelaskan tentang tujuh penolak neraka yang ada dalam anggota sujud meliputi: jidat, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki. “Tujuh ini sebagai penolak neraka, karena pintu neraka ada tujuh,” ujarnya. “Ditambah satu lagi, jika kita ingin masuk surga harus ingat sama Allah. Jadi jumlahnya genap delapan, karena delapan ini merupakan jumlah pintu surga.”
12. Tahun 45 itu bagaikan 5 jari, yang mana 4 menjadi pilar, dan akan sempurna dengan adanya 5. Makan bisa saja menggunakan jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking, namun akan sulit jika tidak ada jempolnya.
13. Angka 45, bahwa setiap orang Islam harus membaca syahadat empat kali, dan lima kali. Malam empat kali, Maghrib dan Isya. Sedangkan siang hari lima kali, Shubuh, Zhuhur, dan Ashar. “Jadi ini menunjukkan bahwa negara Islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas Islam, yakni Indonesia.”
14. Ka’bah itu berdiri kokoh di atas 4 pilar. Indonesia pun mempunyai 4 pilar, yaitu PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar).
15. Dulunya Indonesia terkotak-kotak dengan negara-negara bagian, kini Indonesia bisa bersatu karena 4 hal: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, dan satu negara.
16. Indonesia akan menjadi baldatun thayyibatun bilamana memenuhi 4 hal, yaitu sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
17. Yang wajib diikuti itu adalah Rasulullah, ditambah dengan 4 khalifahnya. 'Alaikum bisunnatiy wa sunnatil khulafa-ir rasyidin.
18. Pilar Ka’bah ada 4, karenanya khilafah juga ada 4, yaitu: Khulafaurrasyidin (4 sahabat), Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah. Selebihnya tidak ada khilafah.
19. Indonesia itu bukan negara Islam, tapi dia disukai banyak non-muslim; begitu juga Rasulullah, beliau Muslim tapi disukai kelahirannya oleh Abu Lahab. Seorang Raja dari Mesir yang non-muslim, karena suka kepada Nabi, ia menghadiahi putri Mesir yang bernama Mariatul Qibtiyah kepada beliau untuk dijadikan sebagai istri.
20. Rasulullah itu keturunan Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim aslinya bukan orang Makkah. Nabi Ismail ibunya (Hajar) dari Mesir, namun menetap di Makkah. Maka Rasulullah mencintai Arab sebagai negaranya karena beliau orang Arab.
21. Maka kita orang Indonesia juga wajib mencintai negara kita. Hubbul wathon minal iman. Hal ini seakan terulang kembali, di jaman Sunan Ampel, Ubilai Khan seorang tokoh non-muslim, juga mencintai Islam. Begitu juga Holago Khan. Dan sekarang di Indonesia banyak non-muslim yang mencintai Islam.
22. Orang Arab itu budaya aslinya adalah jahalah (kebodohan), maskanah (kemiskinan), dan ummiyah (buta huruf), maka kehadiran Rasulullah di tengah-tengah mereka adalah membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pesan di atas disampaikan Mbah Maimoen Zubair dalam acara malam peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2017 di UIN Walisongo Semarang. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Ponpes Fadlul Fadholan dengan Ma'had al-Jami'ah UIN Walisongo, atas inisiatif Dr. KH. Fadholan Musyaffa, Lc, MA.
Ada banyak yang disampaikan Mbah Maimoen, beliau menjelaskan tentang Hari Santri, ke-Indonesiaan, Taurat, Injil, al-Quran, sejarah bangsa-bangsa, sejarah Islam di Indonesia dan lain sebagainya. Yang paling penting adalah, Hari santri bukan cuma sekedar perayaan, tapi bagaimana menumbuhkan rasa kesantrian pada pribadi kita, seperti tawadhu, rajin ibadah, hormat pada yang tua, sederhana, dan sifat-sifat terpuji lainnya.
Alhamdulillah, pada malam itu saya berkesempatan meminta ijin mempelajari kitab yang beliau tulis, al-'Ulama al-Mujaddidun Rahimahumullah wa Majalu Tajdidihim wa Ijtihadihim dan Nushus al-Akhyar fi ash-Shaumi wa al-Ifthar. Beliau berpesan, "Walau sudah bisa menghisab, jangan kamu tinggalkan rukyah. Karena rukyah itu qath'i, hisab itu zhanni. Zhanni tidak bisa mengalahkan yang qath'i". "Injeh Mbah, sami'na wa atha'na", jawab saya.
Wallahu a'lam bish-showab. Mohon maaf bilamana terdapat kesalahan dalam penulisan, baik isi maupun redaksi. (Ditulis oleh: Nur Hidayatullah Yuzarsif Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo | Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat MDS Rijalul Ansor).
1. Ana urid, wa anta turid wallahu yaf’alu ma yurid. Kamu punya keinginan, saya juga punya keinginan, tapi yang berlaku adalah keinginan Allah.
2. Jangan (hanya) rame-rame Hari Santri, tapi bangunlah kesantrian.
3. Ayah saya Kiai Zubair bukan pengurus PBNU, tapi Wakil Rais Akbar KH. Faqih Maskumambang selalu didampingi ayah saya.
4. Ayah saya sejak kecil mengajarkan saya rasa nasionalisme. Jangan tinggalkan Islam, tapi hubbul wathon minal iman.
5. NU itu tersusun dari 12 huruf. Lambangnya bola dunia, pada wilayah Indonesia diiputi huruf “Dhad”, “Dhad” itu menunjukan kesempurnaan Rasulullah Saw., yaitu "أنا أفصح من نطق بالضاد" (ana afshahu man nathaqa bid-dhad), aku adalah orang yang paling fasih melafalkan huruf Dhad.
6. NU tidak bisa dipisahkan dengan negara. Resolusi Jihad di bulan Oktober membuahkan hasil Hari Pahlawan 10 November. Bila tidak ada Jihad 22 Oktober di Surabaya, maka November barangkali tidak dijadikan hari pahlawan.
7. Bulan Oktober bulan yang kesepuluh, seorang anak 10 tahun akan dipukul manakala ia tidak shalat.
8. Hari Santri 22 Oktober itu istimewa, sebab; 1) Rasulullah Saw. membangun masjid Quba dalam perjalanan hijrah juga pada bulan Oktober, yaitu 1 Oktober. Al-Quran menyebutnya “La masjidun ussisa ‘alat taqwa min awwali yaumin an taquma fih”, 2) Orang Quraisy kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, yaitu Rihlatasy-Syita. Syita itu ketika matahari berada di selatan katulistiwa, Oktober ada di dalamnya. Buruj sebelah utara ada 6: hamal, tsaur, jauza, sarathan, asad, dan sunbulah. Di selatan juga 6: mizan, aqrab, qaus, jady, dalw, dan hut.
9. Indonesia itu istimewa, hari kemerdekaannya 17 Agustus/8 Ramadhan, sementara Rasulullah diangkat menjadi Nabi 17 Ramadhan/8 Agustus, kali pertama menerima wahyu.
10. Tanggal 17 mengisyaratkan 17 rakaat dan 17 rukun shalat. Bulan Agustus atau bulan kedelapan mengisyaratkan dekatnya seorang hamba dengan Allah, maksudnya manakala dia sujud, ia meletakkan 7 anggota badannya, ditambah 1 hati yang tawajjuh ke hadirat Allah. Inilah posisi terbaik seorang hamba kepada Tuhannya. Hati ini bilamana baik maka baik pula seluruh amalnya, bila buruk buruk pula semuanya.
11. Angka delapan menjelaskan sebagai tolaknya neraka dan sebabnya masuk surga. Mbah Maimun menjelaskan tentang tujuh penolak neraka yang ada dalam anggota sujud meliputi: jidat, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki. “Tujuh ini sebagai penolak neraka, karena pintu neraka ada tujuh,” ujarnya. “Ditambah satu lagi, jika kita ingin masuk surga harus ingat sama Allah. Jadi jumlahnya genap delapan, karena delapan ini merupakan jumlah pintu surga.”
12. Tahun 45 itu bagaikan 5 jari, yang mana 4 menjadi pilar, dan akan sempurna dengan adanya 5. Makan bisa saja menggunakan jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking, namun akan sulit jika tidak ada jempolnya.
13. Angka 45, bahwa setiap orang Islam harus membaca syahadat empat kali, dan lima kali. Malam empat kali, Maghrib dan Isya. Sedangkan siang hari lima kali, Shubuh, Zhuhur, dan Ashar. “Jadi ini menunjukkan bahwa negara Islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas Islam, yakni Indonesia.”
14. Ka’bah itu berdiri kokoh di atas 4 pilar. Indonesia pun mempunyai 4 pilar, yaitu PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar).
15. Dulunya Indonesia terkotak-kotak dengan negara-negara bagian, kini Indonesia bisa bersatu karena 4 hal: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, dan satu negara.
16. Indonesia akan menjadi baldatun thayyibatun bilamana memenuhi 4 hal, yaitu sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
17. Yang wajib diikuti itu adalah Rasulullah, ditambah dengan 4 khalifahnya. 'Alaikum bisunnatiy wa sunnatil khulafa-ir rasyidin.
18. Pilar Ka’bah ada 4, karenanya khilafah juga ada 4, yaitu: Khulafaurrasyidin (4 sahabat), Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah. Selebihnya tidak ada khilafah.
19. Indonesia itu bukan negara Islam, tapi dia disukai banyak non-muslim; begitu juga Rasulullah, beliau Muslim tapi disukai kelahirannya oleh Abu Lahab. Seorang Raja dari Mesir yang non-muslim, karena suka kepada Nabi, ia menghadiahi putri Mesir yang bernama Mariatul Qibtiyah kepada beliau untuk dijadikan sebagai istri.
20. Rasulullah itu keturunan Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim aslinya bukan orang Makkah. Nabi Ismail ibunya (Hajar) dari Mesir, namun menetap di Makkah. Maka Rasulullah mencintai Arab sebagai negaranya karena beliau orang Arab.
21. Maka kita orang Indonesia juga wajib mencintai negara kita. Hubbul wathon minal iman. Hal ini seakan terulang kembali, di jaman Sunan Ampel, Ubilai Khan seorang tokoh non-muslim, juga mencintai Islam. Begitu juga Holago Khan. Dan sekarang di Indonesia banyak non-muslim yang mencintai Islam.
22. Orang Arab itu budaya aslinya adalah jahalah (kebodohan), maskanah (kemiskinan), dan ummiyah (buta huruf), maka kehadiran Rasulullah di tengah-tengah mereka adalah membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pesan di atas disampaikan Mbah Maimoen Zubair dalam acara malam peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2017 di UIN Walisongo Semarang. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Ponpes Fadlul Fadholan dengan Ma'had al-Jami'ah UIN Walisongo, atas inisiatif Dr. KH. Fadholan Musyaffa, Lc, MA.
Ada banyak yang disampaikan Mbah Maimoen, beliau menjelaskan tentang Hari Santri, ke-Indonesiaan, Taurat, Injil, al-Quran, sejarah bangsa-bangsa, sejarah Islam di Indonesia dan lain sebagainya. Yang paling penting adalah, Hari santri bukan cuma sekedar perayaan, tapi bagaimana menumbuhkan rasa kesantrian pada pribadi kita, seperti tawadhu, rajin ibadah, hormat pada yang tua, sederhana, dan sifat-sifat terpuji lainnya.
Alhamdulillah, pada malam itu saya berkesempatan meminta ijin mempelajari kitab yang beliau tulis, al-'Ulama al-Mujaddidun Rahimahumullah wa Majalu Tajdidihim wa Ijtihadihim dan Nushus al-Akhyar fi ash-Shaumi wa al-Ifthar. Beliau berpesan, "Walau sudah bisa menghisab, jangan kamu tinggalkan rukyah. Karena rukyah itu qath'i, hisab itu zhanni. Zhanni tidak bisa mengalahkan yang qath'i". "Injeh Mbah, sami'na wa atha'na", jawab saya.
Wallahu a'lam bish-showab. Mohon maaf bilamana terdapat kesalahan dalam penulisan, baik isi maupun redaksi. (Ditulis oleh: Nur Hidayatullah Yuzarsif Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo | Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat MDS Rijalul Ansor).
"10 ORANG INI TIDAK AKAN HANCUR JASADNYA DIDALAM KUBUR"
FAEDAH: "10 ORANG INI TIDAK AKAN HANCUR JASADNYA DIDALAM KUBUR"
اللهم اجعلنا منهم، اللهم اجعلنا منهم، اللهم اجعلنا منهم، آمين آمين آمين
قال سيدي على الونائي:" جاء في الخبر أن عشرة لا تبلى أجسامهم؛ النّبيّ، والعالم، والشّهيد، وحامل القرآن، والمؤذّن، والإمام العادل، والميّتة في نفاسها، ومن قتل مظلوما، ومن مات ليلة الجمعة أو يومها. وقال غيره بدل الإمام ومن بعده الصّديق، والمحبّ للّه، وكثير الذّكر، والميّت مطعونا أو مرابطا" (إسعاد الرّفيق وبغية الصّديق، ص؛ ٣١).
Berkata Sayyidii Ali Al Wana'i:" Telah datang didalam Khabar bahwa sesungguhnya 10 orang ini tidak akan hancur (rusak) jasadnya;
1. Para Nabi
2. Orang Alim
3. Orang yang mati syahid
4. Orang yang hafal Al-Qur'an (Hafidz Hafidzah)
5. Orang yang selalu mengumandangkan adzan shalat lima waktu
6. Imam/Pemimpin yang adil
7. Wanita yang meninggal ketika nifas (setelah melahirkan)
8. Orang yang terbunuh secara dzalim
9 & 10. Orang yang meninggal di malam Jum'at dan hari Jum'at".
Ulama lain juga mengatakan salah satu orang yang tidak akan hancur jasadnya di dalam kubur ialah pengganti Imam yang adil/wakilnya, orang yang jujur, orang yang mencintai karena Allah SWT, orang yang memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, dan orang yang meninggal kena penyakit tha'un atau mati karena menjaga benteng Islam fii Sabilillah.
(Kitab Is'aad ar Rafiiq wa Bughyah As Shadiiq Syarah Sullam al Taufiiq, hal; 31 Lil Allaamah Al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba 'Alawi Rahimahullahu Ta'ala aamiin)...
Mudah-mudahan kita semua bisa masuk dalam golongan 10 orang diatas aamiin aamiin aamiin ya rabbal aalamiin bisirri asrari Al Fatihah....
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد....
#Nahdlatululama #alanu
اللهم اجعلنا منهم، اللهم اجعلنا منهم، اللهم اجعلنا منهم، آمين آمين آمين
قال سيدي على الونائي:" جاء في الخبر أن عشرة لا تبلى أجسامهم؛ النّبيّ، والعالم، والشّهيد، وحامل القرآن، والمؤذّن، والإمام العادل، والميّتة في نفاسها، ومن قتل مظلوما، ومن مات ليلة الجمعة أو يومها. وقال غيره بدل الإمام ومن بعده الصّديق، والمحبّ للّه، وكثير الذّكر، والميّت مطعونا أو مرابطا" (إسعاد الرّفيق وبغية الصّديق، ص؛ ٣١).
Berkata Sayyidii Ali Al Wana'i:" Telah datang didalam Khabar bahwa sesungguhnya 10 orang ini tidak akan hancur (rusak) jasadnya;
1. Para Nabi
2. Orang Alim
3. Orang yang mati syahid
4. Orang yang hafal Al-Qur'an (Hafidz Hafidzah)
5. Orang yang selalu mengumandangkan adzan shalat lima waktu
6. Imam/Pemimpin yang adil
7. Wanita yang meninggal ketika nifas (setelah melahirkan)
8. Orang yang terbunuh secara dzalim
9 & 10. Orang yang meninggal di malam Jum'at dan hari Jum'at".
Ulama lain juga mengatakan salah satu orang yang tidak akan hancur jasadnya di dalam kubur ialah pengganti Imam yang adil/wakilnya, orang yang jujur, orang yang mencintai karena Allah SWT, orang yang memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, dan orang yang meninggal kena penyakit tha'un atau mati karena menjaga benteng Islam fii Sabilillah.
(Kitab Is'aad ar Rafiiq wa Bughyah As Shadiiq Syarah Sullam al Taufiiq, hal; 31 Lil Allaamah Al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba 'Alawi Rahimahullahu Ta'ala aamiin)...
Mudah-mudahan kita semua bisa masuk dalam golongan 10 orang diatas aamiin aamiin aamiin ya rabbal aalamiin bisirri asrari Al Fatihah....
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد....
#Nahdlatululama #alanu
AMALAN AGAR BERJUMPA DENGAN NABI MUHAMMAD/DGN ORANG SOLEH
Agar Berjumpa Orang Soleh
Penanya:
"Adakah amalan supaya kita dapat bemimpi/berjumpa dengan Nabi Khidir & adakah amalan supaya kita dapat bemimpi para wali yang kita inginkan?"
Jawaban Habib Mundzir al-Musawa rahimahullah:
"Amalan tertentu tidak, namun cinta dan banyak kirim fatihah, dapat mempercepat perjumpaan, saya pernah diajarkan oleh Guru Mulia saya untuk membaca Fatihah 7X setiap sebelum tidur untuk Rasul saw, tak lama saya pun berjumpa beliau saw dalam mimpi. Anda dapat mencoba mengirimkan Fatihah 7X setiap sebelum tidur pada Nabi Khidir as, dan para wali yang anda inginkan, teruskan setiap sebelum tidur, insya Allah anda segera jumpa."
Sumber:
http://www.majelisrasulullah.org/forums/topic/bermimpi-nabiwali/
Penanya:
"Adakah amalan supaya kita dapat bemimpi/berjumpa dengan Nabi Khidir & adakah amalan supaya kita dapat bemimpi para wali yang kita inginkan?"
Jawaban Habib Mundzir al-Musawa rahimahullah:
"Amalan tertentu tidak, namun cinta dan banyak kirim fatihah, dapat mempercepat perjumpaan, saya pernah diajarkan oleh Guru Mulia saya untuk membaca Fatihah 7X setiap sebelum tidur untuk Rasul saw, tak lama saya pun berjumpa beliau saw dalam mimpi. Anda dapat mencoba mengirimkan Fatihah 7X setiap sebelum tidur pada Nabi Khidir as, dan para wali yang anda inginkan, teruskan setiap sebelum tidur, insya Allah anda segera jumpa."
Sumber:
http://www.majelisrasulullah.org/forums/topic/bermimpi-nabiwali/
Tuesday, October 24, 2017
"AMALAN SAYYIDAH FATIMAH AZ ZAHRA"
* فائدة *
"AMALAN SAYYIDAH FATIMAH AZ ZAHRA"
"Barang siapa yg mengikuti jalannya Sayyidah Fatimah Az Zahra di dunia, maka ia akan mengikuti jalan Beliau kelak di akhirat.."
- Resep bagi seorang istri agar tidak merasa capek saat mengerjakan tugas rumah tangga dari Baginda Nabi محمد صلى الله عليه وآله وسلم kepada سيدتنا فاطمة الزهراء رضي الله عنها adalah sbb :
- سبحان الله ٣٣x
- ألحمد لله ٣٣x
- ألله أكبر ٣٣x
terus di genapkan menjadi 100x dengan membaca kalimat di bawah ini :
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيئ قدير ١x
- Dan diantara do'a Sayyidah Fatimah Az Zahra adalah :
يا أول الأولين، يا آخر الآخرين، يا ذا القوة المتين، يا راحم المساكين، يا أرحم الراحمين..!
YAA AWWALAL AWWALIINA..
YAA AAKHIROL AAKHIRIINA..
YAA DZAL QUWWATILMATIINI..
YAA ROOHIMALMASAAKIINI..
YAA ARHAMARROOHIMIINA..!
Barang siapa yg membaca 5 kalimat ini, maka hajatnya akan terkabul.. إن شاء الله..!
والله أعلم بالصواب..!
أللهم صل على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما..!
Oleh :
( Istri Habibunaa Al-Habib Umar bin Hafidh )
Di copas dari :
( Ahbabul Musthofa )
"AMALAN SAYYIDAH FATIMAH AZ ZAHRA"
"Barang siapa yg mengikuti jalannya Sayyidah Fatimah Az Zahra di dunia, maka ia akan mengikuti jalan Beliau kelak di akhirat.."
- Resep bagi seorang istri agar tidak merasa capek saat mengerjakan tugas rumah tangga dari Baginda Nabi محمد صلى الله عليه وآله وسلم kepada سيدتنا فاطمة الزهراء رضي الله عنها adalah sbb :
- سبحان الله ٣٣x
- ألحمد لله ٣٣x
- ألله أكبر ٣٣x
terus di genapkan menjadi 100x dengan membaca kalimat di bawah ini :
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيئ قدير ١x
- Dan diantara do'a Sayyidah Fatimah Az Zahra adalah :
يا أول الأولين، يا آخر الآخرين، يا ذا القوة المتين، يا راحم المساكين، يا أرحم الراحمين..!
YAA AWWALAL AWWALIINA..
YAA AAKHIROL AAKHIRIINA..
YAA DZAL QUWWATILMATIINI..
YAA ROOHIMALMASAAKIINI..
YAA ARHAMARROOHIMIINA..!
Barang siapa yg membaca 5 kalimat ini, maka hajatnya akan terkabul.. إن شاء الله..!
والله أعلم بالصواب..!
أللهم صل على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما..!
Oleh :
( Istri Habibunaa Al-Habib Umar bin Hafidh )
Di copas dari :
( Ahbabul Musthofa )
Ijazah doa dari Abah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan Abu Sayid Muhammad bin Alwy al-Maliki
Ijazah doa dari Abah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan Abu Sayid Muhammad bin Alwy al-Maliki
Doa ini dibaca setiap sehabis sholat 5 waktu, sebanyak tiga kali agar lebih segera terkabul. Ini doanya:
ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZAN, WA A’UDZUBIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI, WA A’UDZUBIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI, WA A’UDZUBIKA MIN GHLABATID DAYNI WA QAHRIR RIJAAL.
Artinya:
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, aku berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari takut (miskin) dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari banyaknya hutang dan paksaan orang-orang.
Lanjutkan dengan wirid setiap usai sholat sunnah 2 rakaat sebelum sholat fardhu subuh…. SUBHANALLAH WA BIHAMDI, SUBHANALLAH AL-AZHIM, ASTAGFIRULLAH 100X
Artinya:
Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampunan-Mu
Pegang dada sebelah kiri (jantung) dengan tangan kanan sambil membaca
YAA FATTAH YAA RAZZAQ 70X
Artinya: Yang Maha Pembuka, Yang Maha Pemberi Rezeki
Semoga Bermanfaat
Monday, October 23, 2017
Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan.
Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan.
Sosok Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah begitu dikenal oleh warga Cirebon karena merupakan salah satu tokoh wali songo yang menjadi teladan hingga saat ini.
Dia merupakan satu-satunya Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat yang lahir sekitar tahun 1450.
Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai ulama besar di Hadramaut. Yaman. Bahkan silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.
Sedangkan ibunya adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Mudaim) yaitu putri dari Sri Baduga Maharaja dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang atau Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana.
Banyak cerita mengenai karomah Sunan Gunung Jati sebagaimana diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon.
Konon suatu ketika, Syarif Hidayatullah muda hendak menunaikan rukun Islam kelima (haji) ke Baitullah. Dia dibekali oleh ibunya uang sejumlah seratus dirham. Di tengah perjalanan, dia dihadang sekelompok perampok.
Tanpa basa-basi, semua uang pemberian ibunya sebanyak seratus dirham, dia berikan kepada para penyamun tersebut.
Para penyamun tidak merasa puas dengan tindakan Syarif Hidayatullah, mereka menyangka bahwa dia membawa uang lebih dari sekedar yang diberikan. Mereka lalu terus memaksanya untuk memberikan harta yang dibawanya.
Melihat hal tersebut, Syarif Hidayatullah malah tersenyum dan menyuruh mereka untuk melihat ke sebuah pohon.
“Ini ada satu lagi, sebuah pohon dari emas, bagilah di antara kawan-kawanmu”. Ternyata, pohon yang ditunjuknya berubah menjadi emas. Akhirnya mereka masuk Islam dan menjadi murid dari Syarif Hidayatullah.
Masih dalam buku yang sama, disebutkan bahwa ketika berangkat dari Mesir ke Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah tidaklah menggunakan perahu, tetapi dia justru berjalan di atas air laut.
Dalam Serat Walisana dengan langgam durma diceritakan mengenai salah satu karomah Sunan Gunung Jati.
Peristiwa itu terjadi saat peperangan antara pasukan Demak dengan para tentara Majapahit.
@Legenda para wali
Sosok Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah begitu dikenal oleh warga Cirebon karena merupakan salah satu tokoh wali songo yang menjadi teladan hingga saat ini.
Dia merupakan satu-satunya Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat yang lahir sekitar tahun 1450.
Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai ulama besar di Hadramaut. Yaman. Bahkan silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.
Sedangkan ibunya adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Mudaim) yaitu putri dari Sri Baduga Maharaja dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang atau Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana.
Banyak cerita mengenai karomah Sunan Gunung Jati sebagaimana diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon.
Konon suatu ketika, Syarif Hidayatullah muda hendak menunaikan rukun Islam kelima (haji) ke Baitullah. Dia dibekali oleh ibunya uang sejumlah seratus dirham. Di tengah perjalanan, dia dihadang sekelompok perampok.
Tanpa basa-basi, semua uang pemberian ibunya sebanyak seratus dirham, dia berikan kepada para penyamun tersebut.
Para penyamun tidak merasa puas dengan tindakan Syarif Hidayatullah, mereka menyangka bahwa dia membawa uang lebih dari sekedar yang diberikan. Mereka lalu terus memaksanya untuk memberikan harta yang dibawanya.
Melihat hal tersebut, Syarif Hidayatullah malah tersenyum dan menyuruh mereka untuk melihat ke sebuah pohon.
“Ini ada satu lagi, sebuah pohon dari emas, bagilah di antara kawan-kawanmu”. Ternyata, pohon yang ditunjuknya berubah menjadi emas. Akhirnya mereka masuk Islam dan menjadi murid dari Syarif Hidayatullah.
Masih dalam buku yang sama, disebutkan bahwa ketika berangkat dari Mesir ke Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah tidaklah menggunakan perahu, tetapi dia justru berjalan di atas air laut.
Dalam Serat Walisana dengan langgam durma diceritakan mengenai salah satu karomah Sunan Gunung Jati.
Peristiwa itu terjadi saat peperangan antara pasukan Demak dengan para tentara Majapahit.
@Legenda para wali
Sunday, October 22, 2017
Dahsyatnya Shalawat
Dahsyatnya Shalawat
Dizaman yang sangat super fitnah seperti sekarang, zaman dimana kegoblokan dipertontonkan tanpa rasa malu, dan dosa dosa dipermanis dengan gula gula toleransi, agama, kebangsaan, persatuan, perdamaian dan perjuangan, bahkan status inipun bisa menjadi fitnah, maka tidak ada cara untuk mencari tempat mengungsi mengamankan diri bagi orang orang bodoh yang sibuk lagi banyak dosa kecuali dengan membaca Sholawat.
Amalan yang paling tepat, mudah dan ringan adalah membaca Sholawat, karena ia tidak butuh persyaratan yang njlimet seperti amalan yang lain, ketepatan tempat dan waktu, dan pasti diterima, berbeda dengan amalan amalan lain yang sangat butuh ilmu dan pertimbangan.
Kita bisa membaca sholawat kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun, dan yang utama adalah pasti diterima.
Saya pernah didawuhi oleh Sahabat dari temen sekaligus Guru saya Kyai Mushlih Khozin kurang lebih;
"Siapun yang punya masalah, sekalipun ia bersalah, jika di dalam hatinya mengaku bersalah dan mau memperbanyak sholawat, maka ia akan diselamatkan oleh Alloh."
Seorang Shahabat bertanya langsung kepada Kanjeng Nabi Muhammad sendiri;
"Aku memperbanyak sholawat atasmu, berapa kali aku harus bersholawat ?"
Kanjeng Nabi menjawab : "sak karepmu ".
"Baca sekian Kanjeng ?"
"Sak karepmu ".
"jika dengan jumlah sekian gimana Kanjeng?" Kembali Shahabat mengejar.
"Yo karepmu ".
"kalau begitu saya baca sekian saja Kanjeng."
Dan kanjeng Nabi memberi jawaban yang sama : "sak kepenakmu."
Terahir shahabat tersebut matur:
"أجعل لك صلاتي كلها "
"Aku akan jadikan sholawatku untukmu sepanjang waktuku semuanya"
Artinya beliau akan menjadikan sholawat itu selalu dibaca disetiap waktu ketika beliau berdoa untuk dirinya, alias sholawat itulah yang dijadikan bacaan disetiap doanya.
Kurang jelas?
Bacaan sholawat itu dijadikan wasilah di semua doanya sepanjang waktu.
Kurang jelas lagi?
Sholawat itu adalah bacaan untuk segala permintaan.
Lantas Kanjeng Nabi dawuh:
"إذا يكفي همك ويغفر ذنبك"
"Jika begitu Alloh akan menanggung masalahmu dan mengampuni dosamu."
Nah, padahal yang dihimbau dan diperhitungkan adalah al iktsar (memperbanyak), pokoknya kalimat sholawat, bukan panjangnya, bukan konsentrasinya, bukan yang lain.
Maka, agar mencapai target "memperbanyak" kita butuh kalimat sholawat yang pendek lagi simple.
Dan dalam banyak kitab kitab yang saya baca merekomendasikan kalimat sholawat terpendek yang disebut dengan sholawat Khodliriyyah, iyalah:
صلى الله على محمد
(Shollalloh 'ala Muhammad)
Namun hendaknya lebih adabnya pembacaan sholawat terpendek ini diawali dengan sholawat Ibrohimiyyah, dawuhnya Simbah Yai Minanurrohman.
Atau barangkali pengin ditambah dengan Sayyidina juga lebih monggo lagi.
Pagi pagi kita baca sholawat Ibrohimiyyah, selanjutnya sepanjang hari kita bisa baca sholawat terpendek itu, di manapun dan dalam keadaan apapun, baik di lisan maupun di hati saja.
Silahkan jika anda ingin mengamalkan, mau sehari seribu kali, lima ribu kali, sepuluh ribu kali.
Sumber@santrionline
Dizaman yang sangat super fitnah seperti sekarang, zaman dimana kegoblokan dipertontonkan tanpa rasa malu, dan dosa dosa dipermanis dengan gula gula toleransi, agama, kebangsaan, persatuan, perdamaian dan perjuangan, bahkan status inipun bisa menjadi fitnah, maka tidak ada cara untuk mencari tempat mengungsi mengamankan diri bagi orang orang bodoh yang sibuk lagi banyak dosa kecuali dengan membaca Sholawat.
Amalan yang paling tepat, mudah dan ringan adalah membaca Sholawat, karena ia tidak butuh persyaratan yang njlimet seperti amalan yang lain, ketepatan tempat dan waktu, dan pasti diterima, berbeda dengan amalan amalan lain yang sangat butuh ilmu dan pertimbangan.
Kita bisa membaca sholawat kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun, dan yang utama adalah pasti diterima.
Saya pernah didawuhi oleh Sahabat dari temen sekaligus Guru saya Kyai Mushlih Khozin kurang lebih;
"Siapun yang punya masalah, sekalipun ia bersalah, jika di dalam hatinya mengaku bersalah dan mau memperbanyak sholawat, maka ia akan diselamatkan oleh Alloh."
Seorang Shahabat bertanya langsung kepada Kanjeng Nabi Muhammad sendiri;
"Aku memperbanyak sholawat atasmu, berapa kali aku harus bersholawat ?"
Kanjeng Nabi menjawab : "sak karepmu ".
"Baca sekian Kanjeng ?"
"Sak karepmu ".
"jika dengan jumlah sekian gimana Kanjeng?" Kembali Shahabat mengejar.
"Yo karepmu ".
"kalau begitu saya baca sekian saja Kanjeng."
Dan kanjeng Nabi memberi jawaban yang sama : "sak kepenakmu."
Terahir shahabat tersebut matur:
"أجعل لك صلاتي كلها "
"Aku akan jadikan sholawatku untukmu sepanjang waktuku semuanya"
Artinya beliau akan menjadikan sholawat itu selalu dibaca disetiap waktu ketika beliau berdoa untuk dirinya, alias sholawat itulah yang dijadikan bacaan disetiap doanya.
Kurang jelas?
Bacaan sholawat itu dijadikan wasilah di semua doanya sepanjang waktu.
Kurang jelas lagi?
Sholawat itu adalah bacaan untuk segala permintaan.
Lantas Kanjeng Nabi dawuh:
"إذا يكفي همك ويغفر ذنبك"
"Jika begitu Alloh akan menanggung masalahmu dan mengampuni dosamu."
Nah, padahal yang dihimbau dan diperhitungkan adalah al iktsar (memperbanyak), pokoknya kalimat sholawat, bukan panjangnya, bukan konsentrasinya, bukan yang lain.
Maka, agar mencapai target "memperbanyak" kita butuh kalimat sholawat yang pendek lagi simple.
Dan dalam banyak kitab kitab yang saya baca merekomendasikan kalimat sholawat terpendek yang disebut dengan sholawat Khodliriyyah, iyalah:
صلى الله على محمد
(Shollalloh 'ala Muhammad)
Namun hendaknya lebih adabnya pembacaan sholawat terpendek ini diawali dengan sholawat Ibrohimiyyah, dawuhnya Simbah Yai Minanurrohman.
Atau barangkali pengin ditambah dengan Sayyidina juga lebih monggo lagi.
Pagi pagi kita baca sholawat Ibrohimiyyah, selanjutnya sepanjang hari kita bisa baca sholawat terpendek itu, di manapun dan dalam keadaan apapun, baik di lisan maupun di hati saja.
Silahkan jika anda ingin mengamalkan, mau sehari seribu kali, lima ribu kali, sepuluh ribu kali.
Sumber@santrionline
SHALAWAT NARIYAH ITU SYIRIK
SHALAWAT NARIYAH ITU SYIRIK...!
Beberapa tahun belakangan ada sekelompok orang yang menggugat Amaliah Aswaja ( baca : NU) yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun berjalan. Mereka datang belakangan, tapi mencoba mengusik yang sudah mapan dalam kebenaran. Mereka memaksa semua orang ikut pemahaman kelompoknya, tanpa mau mendengarkan hujjah-hujjah dari amalan yang mereka salah-salahkan. Contoh paling dekat adalah Shalawat nariyah yang mereka anggap sesat dan dalam redaksinya mengandung kesyirikan.
Maka dalam kesempatan ini, kami ketengahkan jawaban dari dewan pakar Aswaja NU Jawa Timur, KH Ma'ruf Khazin atas gugatan mereka.
_______________________
Menjawab Penggugat Shalawat Nariyah
Oleh KH. Ma'ruf Khazin.
Peringatan Hari Santri 22 Oktober, PBNU memprakarsai banyak kegiatan, di antaranya pembacaan 1 milar Shalawat Nariyah. Dari sinilah, kemudian sebagian pihak ‘menggugat’ shalawat tersebut, baik yang menuding ada unsur syirik, bukan berasal dari Nabi, dan sebagainya.
Berikut akan kami jelaskan masing-masing poin yang dihujat dalam Shalawat Nariyah serta kami jelaskan bantahannya;
Sayidina Muhammad
Kalau yang dipermasalahkan karena dalam Shalawat Nariyah ada sayidina, maka menyebut Rasulullah dengan sayid pun sudah disampaikan sahabat Nabi dengan sanad yang sahih:
حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ : " أَنَّهُ كَانَ إِذَا دُعِيَ لِيُزَوِّجَ قَالَ : الْحَمْدُ للهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِنَّ فُلَانًا يَخْطُبُ إِلَيْكُمْ فَإِنْ اَنْكَحْتُمُوْهُ فَالْحَمْدُ للهِ وَإِنْ رَدَدْتُمُوْهُ فَسُبْحَانَ اللهِ " صحيح . أخرجه البيهقي 7 / 181 (إرواء الغليل - ج 6 / ص 221)
Jika Ibnu Umar diundang untuk menikahkan, ia berkata: “Alhamdulillah, semoga Allah bershalawat kepada Sayidina Muhammad. Sungguh fulan melamar kepada kalian. Jika kalian menikahkannya maka alhamdulillah. Jika kalian menolaknya maka Maha Suci Allah” Riwayat al-Baihaqi 7/181. Syekh Albani berkata: “Sahih” (Irwa’ al-Ghalil, 6/221). Dalam hal ini, Albani saja menyebut sahih. Apalagi ulama-ulama Aswaja.
Shalawat Bukan dari Rasulullah
Jika yang menjadi keberatan karena Shalawat Nariyah bukan dari Rasulullah, maka Syekh Ibn Qayyim al-Jauziyah, murid Syekh Ibn Taimiyah telah meriwayatkan beberapa redaksi shalawat Nabi yang disusun para sahabat dan ulama salaf, dalam kitabnya Jala’l Afham fis Shalat was-Salam ‘ala Khairil Anam. Antara lain shalawat yang disusun oleh:
- Abdullah bin Mas’ud:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتَكَ وَبَرَكَاتِكَ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ إِمَامِ الْخَيْرِ وَقَائِدِ الْخَيْرِ وَرَسُوْلِ الرَّحْمَةِ، اللَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلأَوَّلُوْنَ وَاْلآخِرُوْنَ.
“Ya Allah, jadikanlah shalawat-Mu, rahmat-Mu dan berkah-Mu kepada junjungan para Rasul, imam orang-orang bertakwa, penutup seluruh Nabi, Muhammad, hamba-Mu, utusan-Mu, Imam kebaikan, penuntuk kebaikan, Rasul yang membawa rahmat. Ya Allah, tempatkan ia di tempat terpuji yang dikelilingi oleh orang-orang awal dan akhir” (Jala’ al-Afham 36)
- ‘Alqamah An-Nakha’i, seorang tabi’in:
صَلىَّ اللهُ وَمَلاَئكِتُهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
“Semoga Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Muhammad. Salam kepadamu wahai Nabi, juga rahmat Allah dan berkah Allah” (Jala’ al-Afham 75)
- Imam al-Syafi’i sebagai berikut:
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَعَدَدَ مَا غَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ.
“Semoga Allah memberi shalawat kepada Muhammad sebanyak hitungan orang-orang yang dzikir dan sebanyak hitungan orang-orang yang lalai mengingatnya.” (Jala’ al-Afham 230).
Demikian beberapa redaksi shalawat Nabi yang disusun oleh para sahabat dan ulama salaf yang diriwayatkan oleh Syekh Ibn al-Qayyim dalam kitabnya Jala’l Afham fis Shalat was-Salam ‘ala Khairil Anam. Hal tersebut kemudian dilanjutkan para ulama untuk menyusun beragam redaksi shalawat sehingga lahirlah Shalawat Nariyah, Thibbul Qulub, Al-Fatih, Al-Munjiyat dan lain-lain.
Tawassul dengan Rasulullah
Jika penolakannya karena shalawat ini mengandung tawassul, maka berdasar hadis sahih bahwa Utsman bin Hunaif melihat Nabi mengajarkan doa tawassul kepada orang buta dan ia membacanya (HR at-Tirmidzi), lalu oleh Utsman bin Hunaif doa tawassul tersebut diajarkan kepada seorang yang menemukan kesulitan untuk masalah yang ia hadapi di masa Sayidina Utsman (HR Tabrani).
Dari sini banyak para ulama berpendapat bahwa bertawassul dengan Nabi adalah diperbolehkan. Demikian halnya doa tawassul dalam Shalawat Nariyah ini. Berikut pendapat para ulama yang memperbolehkan:
أَوَّلُهَا : أَنْ يَسْأَلَ اللّهَ بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ تَفْرِيْجَ الْكُرْبَةِ ، وَلَا يَسْأَلَ الْمُتَوَسَّلَ بِهِ شَيْئاً ، كَقَوْلِ الْقَائِلِ : اللَّهُمَّ بِجَاهِ رَسُوْلِكَ فَرِّجْ كُرْبَتِي . وَهُوَ عَلَى هَذَا سَائِلٌ للّهِ وَحْدَهُ ، وَمُسْتَغِيْثٌ بِهِ ، وَلَيْسَ مُسْتَغِيْثاً بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ . وَقَدِ اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ عَلَى أَنَّ هَذِهِ الصُّوْرَةَ لَيْسَتْ شِرْكاً ، لِأَنَّهَا اسْتِغَاثَةٌ بِاللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ، وَلَيْسَتْ اسْتِغَاثَةً بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ ؛ وَلَكِنَّهُمْ اخْتَلَفُوْا فِي الْمَسْأَلَةِ مِنْ حَيْثُ الْحِلُّ وَالْحُرْمَةُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْوَالٍ : الْقَوْلُ الْأَوَّلُ : جَوَازُ التَّوَسُّلِ بِالْأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ حَالَ حَيَاتِهِمْ وَبَعْدَ مَمَاتِهِمْ . قَالَ بِهِ مَالِكٌ ، وَالسُّبْكِيّ ، وَالْكَرْمَانِيّ ، وَالنَّوَوِيّ ، وَالْقَسْطَلاَّنيّ ، وَالسُّمْهُوْدِيّ ، وَابْنُ الْحَاجِّ ، وَابْنُ الْجَزَرِيّ . (الموسوعة الفقهية الكويتية - ج 5 / ص 22)
Bentuk istighatsah (tawassul) yang pertama adalah meminta kepada Allah dengan perantara (Nabi atau kekasih Allah) untuk melapangkan kesulitan. Ia tidak meminta kepada perantara suatu apapun. Misalnya: “Ya Allah, dengan derajat Nabi-Mu maka lapangkanlah kesulitanku”.
Dalam masalah ini ia hanya meminta kepada Allah, meminta tolong kepada Allah, tidak meminta tolong kepada perantara. Ulama fikih sepakat bahwa bentuk semacam ini bukanlah perbuatan syirik sebab hanya meminta kepada Allah, bukan meminta kepada perantara.
Hanya saja para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya, menjadi tiga pendapat. Pendapat pertama adalah boleh bertawassul dengan para Nabi dan orang saleh, baik ketika mereka hidup atau sesudah wafat. Hal ini disampaikan oleh Malik, As-Subki, Al-Karmani, An-Nawawi, Al-Qasthalani, As-Sumhudi, Ibnu al-Haj dan Ibnu al-Jazari (Mausu’ah al-Kuwaitiyah 5/22).
Sementara yang melarang tawassul adalah Ibnu Taimiyah dan pengikutnya saja.
Pengarang Shalawat Nariyah
Jika beralasan karena ketidakjelasan siapa pengarangnya, maka Mufti Mesir, Syekh Ali Jumah yang digelari Allamah Ad-Dunya, mendapat sanad yang sempurna dari gurunya Syekh Abdullah al-Ghummar, seorang ahli hadis dari Maroko, yang sampai kepada Muallif Shalawat Nariyah, Syekh Ahmad At-Tazi Al-Maghribi (Maroko). Semuanya menerima sanad secara musyafahah, menyampaikan bacaan shalawat tersebut dari guru kepada muridnya secara langsung. (Ijazah dari Dr. Abd Qadir Muhammad al-Husain, dosen di Universitas Damasqus, Syria).
Nama Shalawat Nariyah
Jika keengganannya karena faktor nama ‘nar’, maka nama ini memang populer dengan sebutan Nariyah, meski kata ‘nar’ tidak terdapat dalam teks shalawat tersebut, yang biasanya diambil dari bagian kalimat di dalamnya. Ketika ada sebagian orang menganggap bahwa makna ‘nar’ adalah neraka, ‘iyah’ adalah pengikut, yang disimpulkan ‘pengamal Nariyah’ adalah pengikut ahli neraka, maka sangat tidak tepat. Sebab nar juga memiliki makna api, sebagaimana dalam ayat:
إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آَنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آَتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى [طه/10]
“Ketika ia (Musa) melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (Thaha: 10)
Menurut Syekh Abdullah al-Ghummari, penamaan dengan Nariyah karena terjadi tashif atau perubahan dari kata yang sebenarnya Taziyah. Sebab keduanya memiliki kemiripan dalam tulisan Arab, yaitu النارية dan التازية yang berbeda pada titik huruf. Di Maroko sendiri shalawat ini dikenal dengan shalawat Taziyah, sesuai nama kota pengarangnya.
Sementara dalam kitab Khazinatul Asrar, sebuah kitab yang banyak memuat ilmu tasawwuf dan tarekat karya Syekh Muhammad Haqqi Afandi an-Nazili, disebutkan bahwa Syekh Al-Qurthubi menamai shalawat ini dengan nama Shalawat Tafrijiyah, yang diambil dari teks yang terdapat di dalamnya yaitu (تنفرج). Demikian halnya Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani menyebut dengan nama shalawat At-Tafrijiyah dalam kitabnya Afdlal Ash-Shalawat ala Sayidi As-Sadat pada urutan ke 63.
Wa akhiran...
Semua syubhat (propaganda) dalam Shalawat Nariyah telah kita ketahui dalilnya, sehingga boleh kita amalkan. Akan tetapi, jika penolakannya, keengganannya dan keberatannya karena kebencian kepada kami para santri, maka tak cukup 1000 dalil untuk memuaskan dahaga kebencian mereka.
KH Ma’ruf Khozin, Dewan Pakar Aswaja NU Center Jatim dan Anggota LBM PWNU Jatim
Sumber : NU Online
Beberapa tahun belakangan ada sekelompok orang yang menggugat Amaliah Aswaja ( baca : NU) yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun berjalan. Mereka datang belakangan, tapi mencoba mengusik yang sudah mapan dalam kebenaran. Mereka memaksa semua orang ikut pemahaman kelompoknya, tanpa mau mendengarkan hujjah-hujjah dari amalan yang mereka salah-salahkan. Contoh paling dekat adalah Shalawat nariyah yang mereka anggap sesat dan dalam redaksinya mengandung kesyirikan.
Maka dalam kesempatan ini, kami ketengahkan jawaban dari dewan pakar Aswaja NU Jawa Timur, KH Ma'ruf Khazin atas gugatan mereka.
_______________________
Menjawab Penggugat Shalawat Nariyah
Oleh KH. Ma'ruf Khazin.
Peringatan Hari Santri 22 Oktober, PBNU memprakarsai banyak kegiatan, di antaranya pembacaan 1 milar Shalawat Nariyah. Dari sinilah, kemudian sebagian pihak ‘menggugat’ shalawat tersebut, baik yang menuding ada unsur syirik, bukan berasal dari Nabi, dan sebagainya.
Berikut akan kami jelaskan masing-masing poin yang dihujat dalam Shalawat Nariyah serta kami jelaskan bantahannya;
Sayidina Muhammad
Kalau yang dipermasalahkan karena dalam Shalawat Nariyah ada sayidina, maka menyebut Rasulullah dengan sayid pun sudah disampaikan sahabat Nabi dengan sanad yang sahih:
حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ : " أَنَّهُ كَانَ إِذَا دُعِيَ لِيُزَوِّجَ قَالَ : الْحَمْدُ للهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِنَّ فُلَانًا يَخْطُبُ إِلَيْكُمْ فَإِنْ اَنْكَحْتُمُوْهُ فَالْحَمْدُ للهِ وَإِنْ رَدَدْتُمُوْهُ فَسُبْحَانَ اللهِ " صحيح . أخرجه البيهقي 7 / 181 (إرواء الغليل - ج 6 / ص 221)
Jika Ibnu Umar diundang untuk menikahkan, ia berkata: “Alhamdulillah, semoga Allah bershalawat kepada Sayidina Muhammad. Sungguh fulan melamar kepada kalian. Jika kalian menikahkannya maka alhamdulillah. Jika kalian menolaknya maka Maha Suci Allah” Riwayat al-Baihaqi 7/181. Syekh Albani berkata: “Sahih” (Irwa’ al-Ghalil, 6/221). Dalam hal ini, Albani saja menyebut sahih. Apalagi ulama-ulama Aswaja.
Shalawat Bukan dari Rasulullah
Jika yang menjadi keberatan karena Shalawat Nariyah bukan dari Rasulullah, maka Syekh Ibn Qayyim al-Jauziyah, murid Syekh Ibn Taimiyah telah meriwayatkan beberapa redaksi shalawat Nabi yang disusun para sahabat dan ulama salaf, dalam kitabnya Jala’l Afham fis Shalat was-Salam ‘ala Khairil Anam. Antara lain shalawat yang disusun oleh:
- Abdullah bin Mas’ud:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتَكَ وَبَرَكَاتِكَ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ إِمَامِ الْخَيْرِ وَقَائِدِ الْخَيْرِ وَرَسُوْلِ الرَّحْمَةِ، اللَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلأَوَّلُوْنَ وَاْلآخِرُوْنَ.
“Ya Allah, jadikanlah shalawat-Mu, rahmat-Mu dan berkah-Mu kepada junjungan para Rasul, imam orang-orang bertakwa, penutup seluruh Nabi, Muhammad, hamba-Mu, utusan-Mu, Imam kebaikan, penuntuk kebaikan, Rasul yang membawa rahmat. Ya Allah, tempatkan ia di tempat terpuji yang dikelilingi oleh orang-orang awal dan akhir” (Jala’ al-Afham 36)
- ‘Alqamah An-Nakha’i, seorang tabi’in:
صَلىَّ اللهُ وَمَلاَئكِتُهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
“Semoga Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Muhammad. Salam kepadamu wahai Nabi, juga rahmat Allah dan berkah Allah” (Jala’ al-Afham 75)
- Imam al-Syafi’i sebagai berikut:
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَعَدَدَ مَا غَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ.
“Semoga Allah memberi shalawat kepada Muhammad sebanyak hitungan orang-orang yang dzikir dan sebanyak hitungan orang-orang yang lalai mengingatnya.” (Jala’ al-Afham 230).
Demikian beberapa redaksi shalawat Nabi yang disusun oleh para sahabat dan ulama salaf yang diriwayatkan oleh Syekh Ibn al-Qayyim dalam kitabnya Jala’l Afham fis Shalat was-Salam ‘ala Khairil Anam. Hal tersebut kemudian dilanjutkan para ulama untuk menyusun beragam redaksi shalawat sehingga lahirlah Shalawat Nariyah, Thibbul Qulub, Al-Fatih, Al-Munjiyat dan lain-lain.
Tawassul dengan Rasulullah
Jika penolakannya karena shalawat ini mengandung tawassul, maka berdasar hadis sahih bahwa Utsman bin Hunaif melihat Nabi mengajarkan doa tawassul kepada orang buta dan ia membacanya (HR at-Tirmidzi), lalu oleh Utsman bin Hunaif doa tawassul tersebut diajarkan kepada seorang yang menemukan kesulitan untuk masalah yang ia hadapi di masa Sayidina Utsman (HR Tabrani).
Dari sini banyak para ulama berpendapat bahwa bertawassul dengan Nabi adalah diperbolehkan. Demikian halnya doa tawassul dalam Shalawat Nariyah ini. Berikut pendapat para ulama yang memperbolehkan:
أَوَّلُهَا : أَنْ يَسْأَلَ اللّهَ بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ تَفْرِيْجَ الْكُرْبَةِ ، وَلَا يَسْأَلَ الْمُتَوَسَّلَ بِهِ شَيْئاً ، كَقَوْلِ الْقَائِلِ : اللَّهُمَّ بِجَاهِ رَسُوْلِكَ فَرِّجْ كُرْبَتِي . وَهُوَ عَلَى هَذَا سَائِلٌ للّهِ وَحْدَهُ ، وَمُسْتَغِيْثٌ بِهِ ، وَلَيْسَ مُسْتَغِيْثاً بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ . وَقَدِ اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ عَلَى أَنَّ هَذِهِ الصُّوْرَةَ لَيْسَتْ شِرْكاً ، لِأَنَّهَا اسْتِغَاثَةٌ بِاللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ، وَلَيْسَتْ اسْتِغَاثَةً بِالْمُتَوَسَّلِ بِهِ ؛ وَلَكِنَّهُمْ اخْتَلَفُوْا فِي الْمَسْأَلَةِ مِنْ حَيْثُ الْحِلُّ وَالْحُرْمَةُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْوَالٍ : الْقَوْلُ الْأَوَّلُ : جَوَازُ التَّوَسُّلِ بِالْأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ حَالَ حَيَاتِهِمْ وَبَعْدَ مَمَاتِهِمْ . قَالَ بِهِ مَالِكٌ ، وَالسُّبْكِيّ ، وَالْكَرْمَانِيّ ، وَالنَّوَوِيّ ، وَالْقَسْطَلاَّنيّ ، وَالسُّمْهُوْدِيّ ، وَابْنُ الْحَاجِّ ، وَابْنُ الْجَزَرِيّ . (الموسوعة الفقهية الكويتية - ج 5 / ص 22)
Bentuk istighatsah (tawassul) yang pertama adalah meminta kepada Allah dengan perantara (Nabi atau kekasih Allah) untuk melapangkan kesulitan. Ia tidak meminta kepada perantara suatu apapun. Misalnya: “Ya Allah, dengan derajat Nabi-Mu maka lapangkanlah kesulitanku”.
Dalam masalah ini ia hanya meminta kepada Allah, meminta tolong kepada Allah, tidak meminta tolong kepada perantara. Ulama fikih sepakat bahwa bentuk semacam ini bukanlah perbuatan syirik sebab hanya meminta kepada Allah, bukan meminta kepada perantara.
Hanya saja para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya, menjadi tiga pendapat. Pendapat pertama adalah boleh bertawassul dengan para Nabi dan orang saleh, baik ketika mereka hidup atau sesudah wafat. Hal ini disampaikan oleh Malik, As-Subki, Al-Karmani, An-Nawawi, Al-Qasthalani, As-Sumhudi, Ibnu al-Haj dan Ibnu al-Jazari (Mausu’ah al-Kuwaitiyah 5/22).
Sementara yang melarang tawassul adalah Ibnu Taimiyah dan pengikutnya saja.
Pengarang Shalawat Nariyah
Jika beralasan karena ketidakjelasan siapa pengarangnya, maka Mufti Mesir, Syekh Ali Jumah yang digelari Allamah Ad-Dunya, mendapat sanad yang sempurna dari gurunya Syekh Abdullah al-Ghummar, seorang ahli hadis dari Maroko, yang sampai kepada Muallif Shalawat Nariyah, Syekh Ahmad At-Tazi Al-Maghribi (Maroko). Semuanya menerima sanad secara musyafahah, menyampaikan bacaan shalawat tersebut dari guru kepada muridnya secara langsung. (Ijazah dari Dr. Abd Qadir Muhammad al-Husain, dosen di Universitas Damasqus, Syria).
Nama Shalawat Nariyah
Jika keengganannya karena faktor nama ‘nar’, maka nama ini memang populer dengan sebutan Nariyah, meski kata ‘nar’ tidak terdapat dalam teks shalawat tersebut, yang biasanya diambil dari bagian kalimat di dalamnya. Ketika ada sebagian orang menganggap bahwa makna ‘nar’ adalah neraka, ‘iyah’ adalah pengikut, yang disimpulkan ‘pengamal Nariyah’ adalah pengikut ahli neraka, maka sangat tidak tepat. Sebab nar juga memiliki makna api, sebagaimana dalam ayat:
إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آَنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آَتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى [طه/10]
“Ketika ia (Musa) melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (Thaha: 10)
Menurut Syekh Abdullah al-Ghummari, penamaan dengan Nariyah karena terjadi tashif atau perubahan dari kata yang sebenarnya Taziyah. Sebab keduanya memiliki kemiripan dalam tulisan Arab, yaitu النارية dan التازية yang berbeda pada titik huruf. Di Maroko sendiri shalawat ini dikenal dengan shalawat Taziyah, sesuai nama kota pengarangnya.
Sementara dalam kitab Khazinatul Asrar, sebuah kitab yang banyak memuat ilmu tasawwuf dan tarekat karya Syekh Muhammad Haqqi Afandi an-Nazili, disebutkan bahwa Syekh Al-Qurthubi menamai shalawat ini dengan nama Shalawat Tafrijiyah, yang diambil dari teks yang terdapat di dalamnya yaitu (تنفرج). Demikian halnya Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani menyebut dengan nama shalawat At-Tafrijiyah dalam kitabnya Afdlal Ash-Shalawat ala Sayidi As-Sadat pada urutan ke 63.
Wa akhiran...
Semua syubhat (propaganda) dalam Shalawat Nariyah telah kita ketahui dalilnya, sehingga boleh kita amalkan. Akan tetapi, jika penolakannya, keengganannya dan keberatannya karena kebencian kepada kami para santri, maka tak cukup 1000 dalil untuk memuaskan dahaga kebencian mereka.
KH Ma’ruf Khozin, Dewan Pakar Aswaja NU Center Jatim dan Anggota LBM PWNU Jatim
Sumber : NU Online
Friday, October 20, 2017
Mengenal Ilmu Kejawen
Mengenal Ilmu Kejawen
Istilah ‘Ilmu Kejawen’ pasti sudah pernah terdengar ke telinga Anda. Bahkan mungkin Anda sudah mengenal beberapa nama Ilmu Kejawen beserta keutamaan-keutamaannya. Namun terlepas dari namanya yang berkesan familiar, pase benarnya Ilmu Kejawen itu?
Jika kata ‘kejawen’ diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan adat atau kepercayaan Jawa, maka Ilmu Kejawen dapat diterjemahkan sebagai ilmu yang terlahir dari budaya, tradisi dan filosofi masyarakat Jawa itu sendiri.
Banyak orang menyalah artikan aliran kejawen sebagai sebuah agama, sehingga tidak sedikit yang berpendapat bahwa mengamalkan Ilmu Kejawen merupakan perbuatan syirik. Padahal para pelaku ajaran kejawen tidak menganggap ajaran yang di anutnya sebagai sebuah agama, melainkan sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi sejumlah lelaku. Karena kejawen bukanlah sebuah agama, maka dalam ajarannya tidak dikenal kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperluas ajaran, seperti dakwah atau misi.
Ilmu Kejawen umumnya dipelajari dengan merapal bacaan mantra dan melakukan ritual-ritual tertentu, seperti puasa dan tapa/semedi. Puasa dan semedi merupakan dua hal yang sangat penting dalam proses peningkatan spiritual seseorang. Hampir semua ajaran agama mengenal ritual puasa, meski dengan nama dan versi yang berbeda-beda.Jika digali lebih dalam, puasa memang memiliki efek yang sangat baik bagi tubuh maupun pikiran. Dengan berpuasa seseorang dapat mengubah sistem molekul tubuh dan menaikkan vibrasi ataugetarannya sehingga menjadi lebih sensitif terhadap energi dan kekuatan supranatural. Bahkan kemampuan indra keenam dapat pula dibangkitkan dengan cara berpuasa, sebab semua energi negatif dalam tubuh seseorang orang akan terbuang dengan sendirinya seiring puasa yang dijalankan oleh orang tersebut. Begitu tubuh telah dibersihkan dari energi negatif, maka secara otomatis kita akan menjadi lebih peka terhadap gejala-gejala atau fenomena spiritual dan supranatural yang terjadi disekeliling kita.
Sedangkan tapa atau semedi adalah pemusatan batin dan seluruh hakekat kepada cita-cita tertentu. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung menafsirkan makna semedi sebagai sebuah ritual yang mengharuskan pelakunya untuk tidak makan, tidak minum dan tidak tidur sambil melepaskan diri dari segala nafsu dan membebaskan tugas segala indera, atau yang juga disebut menyumbat sembilan lubang tubuh. Dalam aliran kejawen, tapa diyakini sebagai jalan mencapai Manunggaling Kawula Gusti atau penyatuan hamba denganTuhannya.
Manunggaling Kawula Gusti tidak berarti bahwa seorang hamba telah menyatu secara wujud dengan Tuhannya, tidak juga berarti bahwa seseorang yang telah mencapai Manunggaling Kawula Gustiadalah Tuhan. Dalam diri tiap-tiap manusia terdapat roh yang berasal dari Tuhan, sehingga kepada Tuhanlah semua makhluk akan kembali. Kembalinya manusia kepada Tuhan berarti menyatunya manusia tersebut dengan Tuhannya.Inilah yang dimaksud dengan Manunggaling Kawula Gusti.
Sebelum belajar Ilmu Kejawen, kita diharuskan untuk mengenal jati diri atau mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya. Pengenalan jati diri merupakan modal awal untuk belajar Ilmu Kejawen. Dalam tahap pencarian jati diri inilah kita memerlukan bimbingan seorang guru, sebab prosesnya sama sekali tidak mudah. Diperlukan ketekunan dan kesabaran luar biasa dalam melatih diri untuk bertirakat tanpa melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan, contohnya seperti keharusan untuk menghindari perbuatan maksiat.
Dengan mengenal siapa sejatinya diri kita, maka kita akan memiliki dasar pondasi yang kokoh untuk menerima segala macam ilmu. Sebaliknya, tanpa adanya seorang guru yang membimbing dalam fase pencarian jati diri ini dikhawatirkan orang yang belajar Ilmu Kejawen justru akan dikendalikan oleh ilmu yang ia pelajari tersebut. Sebagai akibatnya si pengamal bisa saja menjadi orang jahat atau bahkan mengalami gangguan kejiwaan yang membuatnya gila alias tidak waras.
Pentingnya peranan seorang guru dalam proses pembelajaran Ilmu Kejawen inilah yang menjadi dorongan bagi Kang Masrukhan untuk memposisikan diri beliau sebagai pembimbing murid-muridnya yang ingin mengamalkan dan melestarikan ilmu warisan leluhur. Ajaran Kejawen memang layak untuk terus dihidupkan keberadaannya, mengingat segudang kebijaksanaan dan nilai-nilai luhur berusia ribuan tahun yang terkandung didalamnya merupakan harta yang luar biasa untuk dimiliki sebagai bekal menjalani hidup.
Setelah melewati fase pencarian jatidiri, bisa dikatakan bahwa seorang pengamal Ilmu Kejawen telah mencapai tahap yang ‘aman’ untuk mempelajari suatu keilmuan. Kenapa demikian? Karena setelah benar-benar memahami siapa diri kita sesungguhnya, maka guru yang kita butuhkan bukan lagi guru dalam wujud seorang manusia, melainkan guru sejati yang berada dalam diri tiap-tiap insan. Istilah Jawa menyebutkan ‘Guru Sejati Dumunung Ono Ing Telenging Ati’, artinya adalah bahwa guru mutlak yang dapat kita tanyai segala macam pertanyaan dan mengingatkan segala tindak-tanduk kita adalah hati kita sendiri yang telah dengan sangat baik kita kenali.
Bersamaan dengan ditemukannya jati diri, maka akan ditemukan juga kembaran diri yang disebut sebagai sedulur papat lima pancer kakang kawah adi ari-ari. Menurut ajaran kejawentiap-tiap manusia diyakini terlahir sebagai lima bersaudara/saudara kelima(lima pancer), oleh karenanya masing-masing dari kita memiliki empat saudara (sedulur papat). Dalam wujud fisik, kakang kawah adalah air ketuban yang pecah sebelum kita lahir, sedangkan pancer adalah si jabang bayi yang lahir kemudian. Sementara adi ari-ari merupakan baturatau ari-ari yang dikeluarkan paling akhir setelah kita dilahirkan.
Kakang kawahdan adi ari-arisemuanya berjumlah empat, keempat-empatnya memiliki rupa yang sama persis dengan kita. Masing-masing menempati empat penjuru mata angin, yang paling tua berada di timur sementara sisanya berada di selatan, barat dan utara. Keempat bersaudara ini menghadap ke tengah-tengah penjuru tempat kita berada, dengan tujuan untuk selalu menjaga kita atas perintah Tuhan Yang Maha Esa atau Gusti Ingkang Murbeng Dumadi. Para pelaku Ilmu Kejawenakan dapat bertemu dan berdialog dengan keempat saudara mereka apa bila ilmu yang dia malkannya telah mencapai level tinggi.
Ritual yang dilakukan untuk menemui sedulur papat lima pancer disebut dengan meraga sukma, yaitu proses melepaskan sukma keluar dari tubuh untuk berangkat menuju alam roh yang berada di tempat paling atas. Dengan demikian seorang peraga sukma akan melintasi alam jin, alam kubur dan ribuan alam ciptaanTuhan lainnya sebelum mencapai alam dimana guru sejatinya tinggal. Sebuah ritual yang sama sekali tidak mudah, tetapi juga tidak mustahil untuk dilakukan. Setelah berhasil menemui dan berdialog dengan guru sejatinya maka seseorang akan mampu memperdalam segala macam ilmu ghaib yang ia miliki tanpa dikuasai atau diperbudak oleh ilmunya sendiri.
Keberhasilan berdialog dengan guru sejati menandai kemerdekaan jiwa kita dari kungkungan jasad atau raga. Namun bukan berarti kita dapat meninggalkan segala aktivitas dan kehidupan duniawi setelahnya. Salah besar jika setelah bertemu dengan guru sejati kita lantas menganggap bahwa kehidupan nyata tidak perlu lagikita jalani.Justru sebaliknya,apa yangkitalakukan di dunia nyata merupakan bekal atau modal utama dalam meraih kemuliaan dunia dan akhirat. Bedanya, semua yang dilakukan di dunia nyata tidak lagi dicemari oleh hawa nafsu. Kebaikan-kebaikan yang dilakukantidak lagididasari pamrihatau harapanuntuk memperoleh balasan pahala-surga atau karena takut ancaman dosa-neraka. Melainkan karena kesadaran bahwa memang hal tersebutlah yang semestinya di lakukan sebagai seorang hamba Tuhan.
Tak jarang, karena telah lepasnya tindak-tanduk manusia dari segala pamrihdan pengaruh hawa nafsu, seorang pelaku Ilmu Kejawenmampu melihat gambaran masadepan danmasa lalu,tentunya dengan bimbingan sangguru sejatidan atasseizin TuhanYang Maha Kuasa. Kepiawaian dalam segala bidang yang ditekuni juga sangat mungkin Anda peroleh, selama Anda mau mengamalkan Ilmu Kejawendengan tulus dan bersungguh-sungguh serta memiliki tujuan mulia guna mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Wednesday, October 18, 2017
NASI YANG BISA JADI OBAT
*NASI YANG BISA JADI OBAT*
*Dalam kitab Syarah Sittina Mas alah oleh Al alamah Assyeikh Ahmad Al mihi di jelaskan*
*ويسنّ الاكثار عنداكله من الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم لانّه كان جوهرا في الجنّة أودع اللّه فيه نور محمّد صلى اللّه عليه وسلّم فلما خرج منه النور المحمّدى تفتّت فخلق منه الارز.(ستّين مسئلة.ص ٦٨)*
*Di sunnahkan perbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw ketika makan nasi karena nasi itu adalah mutiara surga yang Alloh titipkan atau letakkan di dalam nya nur Nabi muhammad SAW maka ketika nur Nabi muhammad SAW keluar maka mutiara itu pecah berkeping2 maka Alloh ciptakan nasi dari mutiara surga. (Sittina mas alah hal:64).*
*Dan sayyidina. 'Aliy bin abi tholib pun berkata*
*عن على ابن ابي طالب كرّم اللّه وجهه انّ كلّ ما انبته الارض فيه دواء و داء الّا الارزّ فانّه شفاء لاداء فيه*
*Dari sayidina Ali bin abi tholib karomallohu wajhah*
*Sesungguhnya setiap sesuatu yang tumbuh di bumi itu mengandung obat dan penyakit kecuali nasi bahwa sesungguhnya nasi mengandung obat dan tidak ada penyakit di dlmnya".*
*Dan dari keterangan di atas ternyata nasi ini di ciptakan oleh Alloh dari nur Nabi muhammad saw maka dari itu kita di sunnah kan membaca sholawat kepada Nabi mohammad SAW.*
*Hal senada juga di sebutkan dalam kitab albajuri oleh Al ‘alamah al fadhil Assyeih Ali bin qosim al bajuri di terangkan*
*وتسنّ الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم عند اكله لانّه خلق من نوره.(حاشيه الباجورى على ابن قاسم الغزى،الجزء الأول،ص ٢٦٤)*
*Dan di sunnahkan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw ketika memakan nasi karena nasi di ciptakan dari nur Nabi muhammad Saw.*
*اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين*
*Wallahu 'Alam Bishshowab*
*Dalam kitab Syarah Sittina Mas alah oleh Al alamah Assyeikh Ahmad Al mihi di jelaskan*
*ويسنّ الاكثار عنداكله من الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم لانّه كان جوهرا في الجنّة أودع اللّه فيه نور محمّد صلى اللّه عليه وسلّم فلما خرج منه النور المحمّدى تفتّت فخلق منه الارز.(ستّين مسئلة.ص ٦٨)*
*Di sunnahkan perbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw ketika makan nasi karena nasi itu adalah mutiara surga yang Alloh titipkan atau letakkan di dalam nya nur Nabi muhammad SAW maka ketika nur Nabi muhammad SAW keluar maka mutiara itu pecah berkeping2 maka Alloh ciptakan nasi dari mutiara surga. (Sittina mas alah hal:64).*
*Dan sayyidina. 'Aliy bin abi tholib pun berkata*
*عن على ابن ابي طالب كرّم اللّه وجهه انّ كلّ ما انبته الارض فيه دواء و داء الّا الارزّ فانّه شفاء لاداء فيه*
*Dari sayidina Ali bin abi tholib karomallohu wajhah*
*Sesungguhnya setiap sesuatu yang tumbuh di bumi itu mengandung obat dan penyakit kecuali nasi bahwa sesungguhnya nasi mengandung obat dan tidak ada penyakit di dlmnya".*
*Dan dari keterangan di atas ternyata nasi ini di ciptakan oleh Alloh dari nur Nabi muhammad saw maka dari itu kita di sunnah kan membaca sholawat kepada Nabi mohammad SAW.*
*Hal senada juga di sebutkan dalam kitab albajuri oleh Al ‘alamah al fadhil Assyeih Ali bin qosim al bajuri di terangkan*
*وتسنّ الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم عند اكله لانّه خلق من نوره.(حاشيه الباجورى على ابن قاسم الغزى،الجزء الأول،ص ٢٦٤)*
*Dan di sunnahkan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw ketika memakan nasi karena nasi di ciptakan dari nur Nabi muhammad Saw.*
*اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين*
*Wallahu 'Alam Bishshowab*
"RAHASIA ALLAHUMMA BARIKLANA”
"RAHASIA ALLAHUMMA BARIKLANA”
Dalam perjalanan mencari ilmu, Guru Mulia Habib Lutfi Bin Yahya - Pekalongan berjumpa dengan seorang Kyai Sepuh. Habib muda terheran-heran ketika menyaksikan akhlak Kyai Sepuh yang luar biasa. Yakni, ketika dhahar, ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali.
“Kenapa harus diambil, Yai. Kan cuma nasi sebutir,” ujar Habib muda penasaran.
“Lho, jangan dilihat sebutir nasinya, Yik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?”
Deg. Terdiamlah Habib muda tersebut. Kyai Sepuh melanjutkan,
“Ketahuilah, Yik. Pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran. Nasi itu namanya Sego Bin Beras Bin Gabah Al Pari. Mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama hingga memanen ada jasa banyak sekali orang.
Kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Gusti Allah di sana.”
“Ketika walau ada satu butir nasi, atau menir sekalipun jatuh, ambillah. Jangan mentang-mentang kita masih banyak cadangan nasi. Itu bentuk dari takabur, dan Gusti Allah tidak suka dengan manusia yang takabur.
Selama jatuh tidak kotor dan tidak membawa mudlorot bagi kesehatan kita, ambillah satukanlah dengan nasi lainnya, sebagai bagian dari syukur kita”.
Habib muda pun menyimak lebih dalam.
“Karena itulah ketika akan makan, diajarkan doa: Allahumma bariklana (Ya Allah semoga Engkau memberkati kami). Bukan Allahumma barikli (Ya Allah semoga Engkau memberkatiku), walaupun sedang makan sendirian.
“Lana” itu maknanya untuk semuanya:
Mulai petani, pedagang, pengangkut, pemasak hingga penyaji semuanya termaktub dalam doa tersebut. Jadi dalam doa tersebut, merupakan ucapan syukur serta mendoakan semua orang yang berperan dalam kehadiran nasi yang kita makan.”
“Dan satu lagi, mengapa wong makan kok ada doa: Waqina ‘adzaban nar (Jagalah kami dari siksa neraka). Apa hubungan, makan kok dengan neraka? Kan gak nyambung.”
“Inggih Yai. Kok bisa ya?” tanya Habib muda penasaran.
“Begini, Yik. Kita makan ini hanya wasilah. Yang memberi kenyang itu Gusti Allah. Kalau kita makan dan menganggap bahwa yang mengenyangkan kita adalah makanan yang kita makan, maka takutlah, itu akan menjatuhkan kita dalam kemusyrikan. Dosa terbesar bagi orang beriman.”
“Astaghfirullahal ‘adhim...” batin Habib muda, tidak menyangka maknanya sedalam itu.
“Bayangkan saja, Yik. Demikian juga jika kita makan dan minum tapi tidak dijadikan hilang rasa lapar dan terhapus dahaga kita karena tidak dikendaki Gusti Allah, apalah jadinya?”
“ Inggih, Yai”
(Guru Mulia Maulana Habib Lutfi Bin Yahya-Pekalongan)
----------------
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAS SADATI SHOLATAN TAGHFIRU BIHA JAMI’UL AMWATI
Ya ALLAH, semoga Engkau melimpahkan rahmat ta’dzim kepada pemimpinnya para pemimpin, dengan sholawat tersebut semua orang-orang mati mendapatkan ampunan..
Dalam perjalanan mencari ilmu, Guru Mulia Habib Lutfi Bin Yahya - Pekalongan berjumpa dengan seorang Kyai Sepuh. Habib muda terheran-heran ketika menyaksikan akhlak Kyai Sepuh yang luar biasa. Yakni, ketika dhahar, ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali.
“Kenapa harus diambil, Yai. Kan cuma nasi sebutir,” ujar Habib muda penasaran.
“Lho, jangan dilihat sebutir nasinya, Yik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?”
Deg. Terdiamlah Habib muda tersebut. Kyai Sepuh melanjutkan,
“Ketahuilah, Yik. Pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran. Nasi itu namanya Sego Bin Beras Bin Gabah Al Pari. Mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama hingga memanen ada jasa banyak sekali orang.
Kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Gusti Allah di sana.”
“Ketika walau ada satu butir nasi, atau menir sekalipun jatuh, ambillah. Jangan mentang-mentang kita masih banyak cadangan nasi. Itu bentuk dari takabur, dan Gusti Allah tidak suka dengan manusia yang takabur.
Selama jatuh tidak kotor dan tidak membawa mudlorot bagi kesehatan kita, ambillah satukanlah dengan nasi lainnya, sebagai bagian dari syukur kita”.
Habib muda pun menyimak lebih dalam.
“Karena itulah ketika akan makan, diajarkan doa: Allahumma bariklana (Ya Allah semoga Engkau memberkati kami). Bukan Allahumma barikli (Ya Allah semoga Engkau memberkatiku), walaupun sedang makan sendirian.
“Lana” itu maknanya untuk semuanya:
Mulai petani, pedagang, pengangkut, pemasak hingga penyaji semuanya termaktub dalam doa tersebut. Jadi dalam doa tersebut, merupakan ucapan syukur serta mendoakan semua orang yang berperan dalam kehadiran nasi yang kita makan.”
“Dan satu lagi, mengapa wong makan kok ada doa: Waqina ‘adzaban nar (Jagalah kami dari siksa neraka). Apa hubungan, makan kok dengan neraka? Kan gak nyambung.”
“Inggih Yai. Kok bisa ya?” tanya Habib muda penasaran.
“Begini, Yik. Kita makan ini hanya wasilah. Yang memberi kenyang itu Gusti Allah. Kalau kita makan dan menganggap bahwa yang mengenyangkan kita adalah makanan yang kita makan, maka takutlah, itu akan menjatuhkan kita dalam kemusyrikan. Dosa terbesar bagi orang beriman.”
“Astaghfirullahal ‘adhim...” batin Habib muda, tidak menyangka maknanya sedalam itu.
“Bayangkan saja, Yik. Demikian juga jika kita makan dan minum tapi tidak dijadikan hilang rasa lapar dan terhapus dahaga kita karena tidak dikendaki Gusti Allah, apalah jadinya?”
“ Inggih, Yai”
(Guru Mulia Maulana Habib Lutfi Bin Yahya-Pekalongan)
----------------
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAS SADATI SHOLATAN TAGHFIRU BIHA JAMI’UL AMWATI
Ya ALLAH, semoga Engkau melimpahkan rahmat ta’dzim kepada pemimpinnya para pemimpin, dengan sholawat tersebut semua orang-orang mati mendapatkan ampunan..
Tuesday, October 17, 2017
KITA ANGGAP MUSIBAH PADAHAL HIKMAH
*KITA ANGGAP MUSIBAH PADAHAL HIKMAH
*
Suatu hari seorang pemuda menemui Rasulullah SAAW dg wajah gelisah.
Pemuda itu bertanya kpd Rasulullah SAAW:
"Ya Rasulullah, benarkah segala perbuatan kita yg baik maupun buruk akan dibalas oleh Allah SWT?
Rasulullah SAAW tersenyum dan menjawab : Tentu saja, janji Allah SWT itu pasti.
Tiada yg lebih pasti daripada janji-NYA.
"Fa man ya'mal mitsqola dzarratin khairan yarahu, wa man ya'mal mitsqola dzarratin syarran yarahu":
Barangsiapa mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan mendapat balasannya dan barangsiapa yg mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan mendapatkan balasannya pula.(QS. Al Zalzalah : 7-8 )
Melihat wajah pemuda yg semakin risau itu, Rasulullah SAAW pun bertanya:
"Wahai pemuda, apakah gerangan yang membuatmu begitu risau?, dan mengapa kamu bertanya demikian?
Pemuda itu pun menjawab dg suara pelan :
"Wahai Rasulullah, aku merisaukan perbuatan2 dosaku, yg aku pun tak sanggup menghitungnya, sungguh berbuat dosa itu bisa sangat tak terasa, aku khawatir akan balasannya di dunia maupun di akhirat kelak".
Rasulullah SAAW kembali menatap pemuda tersebut dgn pandangan yg teduh dan senyum yg menentramkan hati, kemudian balik bertanya :
"Wahai pemuda, apakah kamu pernah sakit, pernah dikhianati, didzolimi pernah tak enak hati, pernah gundah tanpa sebab yg pasti, pernah mendapat masalah yg besar?"
Mendengar rangkaian pertanyaan itu, pemuda tersebut mengangguk,
"tentu saja pernah ya Rasulullah"
Baginda Rasulullah SAAW semakin melembutkan suaranya :
"Sesungguhnya sakitmu, perasaan tak enak hatimu, kegundahan tanpa sebabmu, juga masalah2 besarmu itu, Allah SWT timpakan ke dalam kehidupanmu untuk menggugurkan setiap dosa yg kau khawatirkan".
Mendengar kata2 Rasulullah itu, pemuda tersebut berurai air mata karena sangat bersyukur.
Bersyukur karena baru menyadari bahwa segala hal yg dianggapnya musibah, masalah dan petaka dlm hidup, ternyata adalah karunia yg dihadirkan untuk menggugurkan dosa2nya.
Inilah ajaran Sang Nabiyur Rohmah yang penuh kasih sayang, pelipur gelisah setiap umatnya, penentram jiwa, penghapus lara walaupun seorang pendosa sekalipun.
Wallahu a'lam semoga bermanfaat
SHOLLU 'ALANNABI MOHAMMAD...
(Follow https://www.instagram.com/habibsyarifshollualannabi/)
*
Suatu hari seorang pemuda menemui Rasulullah SAAW dg wajah gelisah.
Pemuda itu bertanya kpd Rasulullah SAAW:
"Ya Rasulullah, benarkah segala perbuatan kita yg baik maupun buruk akan dibalas oleh Allah SWT?
Rasulullah SAAW tersenyum dan menjawab : Tentu saja, janji Allah SWT itu pasti.
Tiada yg lebih pasti daripada janji-NYA.
"Fa man ya'mal mitsqola dzarratin khairan yarahu, wa man ya'mal mitsqola dzarratin syarran yarahu":
Barangsiapa mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan mendapat balasannya dan barangsiapa yg mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan mendapatkan balasannya pula.(QS. Al Zalzalah : 7-8 )
Melihat wajah pemuda yg semakin risau itu, Rasulullah SAAW pun bertanya:
"Wahai pemuda, apakah gerangan yang membuatmu begitu risau?, dan mengapa kamu bertanya demikian?
Pemuda itu pun menjawab dg suara pelan :
"Wahai Rasulullah, aku merisaukan perbuatan2 dosaku, yg aku pun tak sanggup menghitungnya, sungguh berbuat dosa itu bisa sangat tak terasa, aku khawatir akan balasannya di dunia maupun di akhirat kelak".
Rasulullah SAAW kembali menatap pemuda tersebut dgn pandangan yg teduh dan senyum yg menentramkan hati, kemudian balik bertanya :
"Wahai pemuda, apakah kamu pernah sakit, pernah dikhianati, didzolimi pernah tak enak hati, pernah gundah tanpa sebab yg pasti, pernah mendapat masalah yg besar?"
Mendengar rangkaian pertanyaan itu, pemuda tersebut mengangguk,
"tentu saja pernah ya Rasulullah"
Baginda Rasulullah SAAW semakin melembutkan suaranya :
"Sesungguhnya sakitmu, perasaan tak enak hatimu, kegundahan tanpa sebabmu, juga masalah2 besarmu itu, Allah SWT timpakan ke dalam kehidupanmu untuk menggugurkan setiap dosa yg kau khawatirkan".
Mendengar kata2 Rasulullah itu, pemuda tersebut berurai air mata karena sangat bersyukur.
Bersyukur karena baru menyadari bahwa segala hal yg dianggapnya musibah, masalah dan petaka dlm hidup, ternyata adalah karunia yg dihadirkan untuk menggugurkan dosa2nya.
Inilah ajaran Sang Nabiyur Rohmah yang penuh kasih sayang, pelipur gelisah setiap umatnya, penentram jiwa, penghapus lara walaupun seorang pendosa sekalipun.
Wallahu a'lam semoga bermanfaat
SHOLLU 'ALANNABI MOHAMMAD...
(Follow https://www.instagram.com/habibsyarifshollualannabi/)
FADILAH SURAT AL IKHLAS
KH. Maimoen Zubair
"Mbesok nek wes omah-omah, Ojok lali angger mlebuh neng omah moco Qulhu ping pisan"
(Besok jika sudah berumah tangga, Setiap masuk rumah jangan lupa membaca surat Al-Ikhlas walaupun cuma sekali).
Sahal Bin Sa'ad Rodhiyallohu 'Anhu berkata:
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW ia mengadukan kefakiran yang menimpanya.
Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda : "Apabila kamu masuk rumahmu, Ucapkanlah salam jika ada seseorang didalamnya. Dan jika tidak ada orang didalamnya, Ucapakanlah salam untuk dirimu sendiri, Dan bacakan Qul Huwallohu Ahad satu kali" lalu laki-laki tersebut melakukannya.
Maka Allah SWT melimpah ruahkan Rizqi orang tersebut, Sehingga mengalir kepada tetangga-tetangganya"
(Semogga Bermanfaat Untuk Kita Semua Amiin...)
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD..
#Nahdlatululama #alanu
"Mbesok nek wes omah-omah, Ojok lali angger mlebuh neng omah moco Qulhu ping pisan"
(Besok jika sudah berumah tangga, Setiap masuk rumah jangan lupa membaca surat Al-Ikhlas walaupun cuma sekali).
Sahal Bin Sa'ad Rodhiyallohu 'Anhu berkata:
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW ia mengadukan kefakiran yang menimpanya.
Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda : "Apabila kamu masuk rumahmu, Ucapkanlah salam jika ada seseorang didalamnya. Dan jika tidak ada orang didalamnya, Ucapakanlah salam untuk dirimu sendiri, Dan bacakan Qul Huwallohu Ahad satu kali" lalu laki-laki tersebut melakukannya.
Maka Allah SWT melimpah ruahkan Rizqi orang tersebut, Sehingga mengalir kepada tetangga-tetangganya"
(Semogga Bermanfaat Untuk Kita Semua Amiin...)
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD..
#Nahdlatululama #alanu
HIDAYAH ITU MAHAL
*HAFAL QURAN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN MANUSIA MENDAPAT HIDAYAH MEMELUK ISLAM*
Kisah nyata ini di tuturkan Habib Quraisy bin Qosim Baharun, Cirebon, dr kisah perjalanannya th 1996. Kala itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara penumpangnya Habib Quraisy dan ibu Tua sekitar 65-70 tahun berpenutup jilbab di sebelahnya.
“Dimana asal Anda?” Tanyanya. Tahu Habib Quraisy orang Indonesia, dia mengajaknya berbahasa Indonesia dan amat fasih pula. Ibu Tua itu tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan 20 bahasa daerah”.
Ibu Tua mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dg indah dan mahir.
Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”
Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.
Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist. Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.
“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.
Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.
Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luarbiasanya Ibu itu. Namun karena tidak percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba test kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain ttg asbabun-nuzul dan qaul Ibnu Abbas? Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata benar Ibu itu hafal Qur’an bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.
Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya al mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.
Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tsb.
Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub. Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin. Kerana sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat. Subhaanallah… Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib.
Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum, “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel.”
Habib akan transit selama sehari semalam, pun Ibu Tua itu. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant.
Keduanya akhirnya bertemu. Kpada Habib Qurasy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian almarhumah ibu saya”.
Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Kristen, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW.
“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan *“Saya tidak beragama”*
“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, Ibu akan langsung dapat titel ulama”. Karena demikian luas ilmu yang dimiliki kata Habib.
Ia menjawab,
*“MUNGKIN KARENA SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH”*
Habib Quraisy meneteskan airmata bersyukur kpd Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.
Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk jadi seorang muslim.
Demikianlah kisah ajaib ini.
*Semoga dapat diambil iktibar betapa bersyukur kita dianugrahi IMAN & ISLAM... dan semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah. Aamiin...*
Ibu tua itu namanya ANNE MARIE SCHIMMEL, ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan fotografis. Wafat tahun 2003 di usia 80 thn, entah bagaimana tentang keimanannya di akhir hidupnya.
Ada yang tahu...???
*BETAPA MAHALNYA HIDAYAH.*
*SETINGGI-TINGGINYA ILMU,*
*SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,*
*SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN*
*SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS....*
*TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.*
*KARENA HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT ALLAH....*
*SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMAT-NYA*
Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan hadist.
MaasyaaAllaah....
Sujud syukurku pada -Mu ya Rabb...atas nikmat hidayah ini....
Keep istiqamah ....
☄
*Baca dan fahamkan.. betapa BERUNTUNGnya kita... Alhamdulillaaaaah...*
https://g.co/kgs/9KmwUS
Kisah nyata...hidayah sangat2 mahal....jgn kita sia-sia kan....
Silakan dishare
Semoga bermanfaat.
Kisah nyata ini di tuturkan Habib Quraisy bin Qosim Baharun, Cirebon, dr kisah perjalanannya th 1996. Kala itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara penumpangnya Habib Quraisy dan ibu Tua sekitar 65-70 tahun berpenutup jilbab di sebelahnya.
“Dimana asal Anda?” Tanyanya. Tahu Habib Quraisy orang Indonesia, dia mengajaknya berbahasa Indonesia dan amat fasih pula. Ibu Tua itu tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan 20 bahasa daerah”.
Ibu Tua mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dg indah dan mahir.
Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”
Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.
Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist. Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.
“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.
Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.
Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luarbiasanya Ibu itu. Namun karena tidak percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba test kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain ttg asbabun-nuzul dan qaul Ibnu Abbas? Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata benar Ibu itu hafal Qur’an bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.
Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya al mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.
Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tsb.
Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub. Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin. Kerana sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat. Subhaanallah… Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib.
Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum, “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel.”
Habib akan transit selama sehari semalam, pun Ibu Tua itu. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant.
Keduanya akhirnya bertemu. Kpada Habib Qurasy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian almarhumah ibu saya”.
Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Kristen, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW.
“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan *“Saya tidak beragama”*
“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, Ibu akan langsung dapat titel ulama”. Karena demikian luas ilmu yang dimiliki kata Habib.
Ia menjawab,
*“MUNGKIN KARENA SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH”*
Habib Quraisy meneteskan airmata bersyukur kpd Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.
Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk jadi seorang muslim.
Demikianlah kisah ajaib ini.
*Semoga dapat diambil iktibar betapa bersyukur kita dianugrahi IMAN & ISLAM... dan semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah. Aamiin...*
Ibu tua itu namanya ANNE MARIE SCHIMMEL, ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan fotografis. Wafat tahun 2003 di usia 80 thn, entah bagaimana tentang keimanannya di akhir hidupnya.
Ada yang tahu...???
*BETAPA MAHALNYA HIDAYAH.*
*SETINGGI-TINGGINYA ILMU,*
*SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,*
*SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN*
*SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS....*
*TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.*
*KARENA HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT ALLAH....*
*SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMAT-NYA*
Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan hadist.
MaasyaaAllaah....
Sujud syukurku pada -Mu ya Rabb...atas nikmat hidayah ini....
Keep istiqamah ....
☄
*Baca dan fahamkan.. betapa BERUNTUNGnya kita... Alhamdulillaaaaah...*
https://g.co/kgs/9KmwUS
Kisah nyata...hidayah sangat2 mahal....jgn kita sia-sia kan....
Silakan dishare
Semoga bermanfaat.
keutamaan Nabi Muhammad SAW dan ahlul baitnya
Imam Muhammad al Baqir Ra meriwayatkan,
ada seorang hamba yang telah berada dineraka selama 70 masa ( 1 masa = 70 tahun). Kemudian dia memohon pada Allah SWT dengan keutamaan Nabi Muhammad SAW dan ahlul baitnya agar dia merahmati dirinya.”
Lalu terdengar seruan Allah SWT kepada malaikat Jibril,
” turunlah engkau, temui hamba-KU itu, keluarkan ia dari neraka.”
“wahai tuhanku, bagaimana aku dapat masuk neraka?”tanya Jibril.
“AKU telah memerintahkan agar api neraka menjadi sejuk dan dingin bagimu.”
“hamba-MU itu berada dimana?”
“dia ada dilembah neraka Sijjin,” jawab Allah SWT.
Lalu malaikat mendatangi hamba tersebut, dan menyaksikan ia sedang duduk melipat kedua kakinya. Jibrilpun mengeluarkannya.
Allah berfirman kepada hamba-NYA itu. “wahai hamba-KU berapa lama kau berada disana?”
“aku tidak tahu,” jawab sihamba.
Kemudian Allah SWT berfirman,
“ AKU bersumpah demi kemuliaan dan keagungann-KU, jika engkau tidak memohon padaku seperti tadi maka untuk setiap titik kehinaanmu, satu masa engkau akan berada dineraka.
Namun AKU mengharuskan pada diri-KU siapa yang memohon dengan keutamaan Muhammad saw dan keluarganya agar diampuni dosa-dosanya,
maka AKU akan ampuni.
dan kini engkau AKU ampuni.”
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
ada seorang hamba yang telah berada dineraka selama 70 masa ( 1 masa = 70 tahun). Kemudian dia memohon pada Allah SWT dengan keutamaan Nabi Muhammad SAW dan ahlul baitnya agar dia merahmati dirinya.”
Lalu terdengar seruan Allah SWT kepada malaikat Jibril,
” turunlah engkau, temui hamba-KU itu, keluarkan ia dari neraka.”
“wahai tuhanku, bagaimana aku dapat masuk neraka?”tanya Jibril.
“AKU telah memerintahkan agar api neraka menjadi sejuk dan dingin bagimu.”
“hamba-MU itu berada dimana?”
“dia ada dilembah neraka Sijjin,” jawab Allah SWT.
Lalu malaikat mendatangi hamba tersebut, dan menyaksikan ia sedang duduk melipat kedua kakinya. Jibrilpun mengeluarkannya.
Allah berfirman kepada hamba-NYA itu. “wahai hamba-KU berapa lama kau berada disana?”
“aku tidak tahu,” jawab sihamba.
Kemudian Allah SWT berfirman,
“ AKU bersumpah demi kemuliaan dan keagungann-KU, jika engkau tidak memohon padaku seperti tadi maka untuk setiap titik kehinaanmu, satu masa engkau akan berada dineraka.
Namun AKU mengharuskan pada diri-KU siapa yang memohon dengan keutamaan Muhammad saw dan keluarganya agar diampuni dosa-dosanya,
maka AKU akan ampuni.
dan kini engkau AKU ampuni.”
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
Monday, October 16, 2017
KISAH CINTA ROSULULLAH TERHADAP UMATNYA
KISAH CINTA ROSULULLAH TERHADAP UMATNYA:
Suatu hari Malaikat Jibril AS datang menemui Rasulullah SAW dalam keadaan ketakutan. Maka Rasulullah SAW bertanya.
"Ada apa wahai Jibril?"
"Wahai Muhammad sesungguhnya hari ini Allah SWT sedang mengobarkan nyala api neraka... Maka seluruh malaikat amat ketakutan... Mereka tidak tahu harus bagaimana... Untunglah aku ingat bahwa engkau adalah sumber cinta dan sayang Allah kepada alam semesta... Justru itulah aku di sini. Untuk bertabaruk dengan cinta Allah yang ada pada dirimu."
Rasulullah SAW terdiam beberapa saat lalu bertanya.
"Wahai Jibril, Shif lii washfan naar... Ceritakan padaku bagaimanakah neraka itu sesungguhnya"
"Wahai Muhammad.. Neraka itu bagaikan lubang-lubang yang terdiri dari tujuh tingkat... Dimana jarak antara satu lubang dengan yang lain adalah 70 tahun perjalanan... Lubang yang paling bawah adalah yang paling panas."
Lalu siapakah penghuni lubang-lubang neraka itu wahai Jibril?"
"Lubang yang paling bawah diciptakan untuk orang orang munafik... Lubang berikutnya untuk penyembah berhala... Lalu untuk penyembah bintang dan matahari..."
Malaikat Jibril AS terus menerangkan penghuni tingkatan lubang-lubang itu... Hingga lubang neraka yang kelima tempatnya umat Yahudi dan ke enam Nasrani... Lalu kemudian Malaikat Jibril AS diam cukup lama...
Rasulullah SAW bertanya.
"Wahai Jibril... siapakah penghuni neraka yang ketujuh?"
Jibril diam...
Dan Rasulullah SAW bertanya lagi...
Namun Jibril tetap diam... Rasulullah SAW mendesak lagi. Akhirnya Jibril berkata.
"Umatmu wahai Muhammad... mereka itu para pelaku dosa besar di kalangan Umatmu yang dimana sampai mereka mati tapi belum sempat bertaubat."
Mendengar jawaban Malaikat Jibril AS, As Sayyidina Rasulullah SAW langsung jatuh pingsan...
Malaikat Jibril AS merangkulnya dan meletakkan tubuh Baginda Rasulullah SAW di atas pangkuannya...
Tidak berapa lama Baginda Rasulullah SAW sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Sambil terisak-isak Nabi Muhammad SAW bertanya...
"Yaa Jibril... awayadkhulu ummatii an naar?
Wahai Jibril apakah memang ada di antara umatku yang masuk neraka?"
"Benar wahai Muhammad... pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat."
Setelah itu Nabi SAW langsung menghadap kiblat dan sujud menyembah Allah SWT dalam isakan tangis...
Sesekali dengan lirih perlahan beliau membisikkan kata-kata... ummati ya Rabb... ummatii... ummatii... ummatii...
Beliau Baginda Rasulullah SAW tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selama tiga hari tiga malam... kecuali setiap As Sayyidina Bilal bin Rabah RA mengumandangkan azan beliau barulah bangkit untuk menjadi imam dan setelahnya kembali sujud...
Pada hari ketiga As Sayyidina Abu Bakar RA menyadari hal ini... Dia mengetuk pintu Rasulullah SAW dan mengucapkan salam tiga kali... Namun tidak ada jawaban... As Sayyidina Abu Bakar RA sedih dan berseru di pintu Nabi SAW..
"Hal ilaa bayti Rasulillah min sabiil? bolehkah saya masuk ke rumahmu ya Rasulullah?"
Tetap tidak ada jawaban.
Lalu beliau menangis dan melangkah pulang... Di jalan beliau bertemu As Sayyidina Umar RA...
"Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?"
As Sayyidina Abu Bakar menceritakan keadaan Baginda Rasulullah SAW... Maka As Sayyidina Umar RA pun melangkah ke rumah Nabi SAW dan terjadilah hal yang sama...
As Sayyidina Umar pun pulang dan menangis.
Di jalan beliau bertemu As Sayyidina Salman Al Farisi RA. Sambil terisak-isak As Sayyidina Umar RA bercerita kepada As Sayyidina Salman RA.
As Sayyidina Salman RA amat sedih... Namun dia tidak berani mengulang hal yang sama...
As Sayyidina Salman RA melangkah ke rumah As Sayyidah Fatimah Az Zahra RA dan menceritakan hal itu...
Setengah berlari As Sayyidah Fatimah Az Zahra RA menuju rumah Nabi SAW dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam...
Mendengar suara lembut putri tercinta sejuklah dada Nabi SAW...
Baginda bangkit dari sujud dan membuka pintu...
Alangkah terkejutnya As Sayyidah Fatimah Az Zahra melihat Baginda Rasulullah SAW yang amat kurus dan pucat...
As Sayyidah Fatimah Az Zahra memeluk Ayahandanya lalu menangis.
"Wahai Ayahanda apa yang terjadi... mengapa Engkau sedih seperti ini?"
Rasulullah SAW kembali menangis dan berkata dengan suara lirih...
"Wahai Fatimah belahan jiwaku... bagaimana mungkin aku tidak sedih... Jibril mengatakan akan ada kelak umatku yang akan masuk neraka..."
Kedua anak dan bapak itupun menangis bersimbah air mata..
Semoga kita semua dapat selamat dari siksaan api neraka dan dapat berkumpul bersama Nabi Muhammad SAW. Aamiin
Copas dari Lukman Sayyid Gade😊
Suatu hari Malaikat Jibril AS datang menemui Rasulullah SAW dalam keadaan ketakutan. Maka Rasulullah SAW bertanya.
"Ada apa wahai Jibril?"
"Wahai Muhammad sesungguhnya hari ini Allah SWT sedang mengobarkan nyala api neraka... Maka seluruh malaikat amat ketakutan... Mereka tidak tahu harus bagaimana... Untunglah aku ingat bahwa engkau adalah sumber cinta dan sayang Allah kepada alam semesta... Justru itulah aku di sini. Untuk bertabaruk dengan cinta Allah yang ada pada dirimu."
Rasulullah SAW terdiam beberapa saat lalu bertanya.
"Wahai Jibril, Shif lii washfan naar... Ceritakan padaku bagaimanakah neraka itu sesungguhnya"
"Wahai Muhammad.. Neraka itu bagaikan lubang-lubang yang terdiri dari tujuh tingkat... Dimana jarak antara satu lubang dengan yang lain adalah 70 tahun perjalanan... Lubang yang paling bawah adalah yang paling panas."
Lalu siapakah penghuni lubang-lubang neraka itu wahai Jibril?"
"Lubang yang paling bawah diciptakan untuk orang orang munafik... Lubang berikutnya untuk penyembah berhala... Lalu untuk penyembah bintang dan matahari..."
Malaikat Jibril AS terus menerangkan penghuni tingkatan lubang-lubang itu... Hingga lubang neraka yang kelima tempatnya umat Yahudi dan ke enam Nasrani... Lalu kemudian Malaikat Jibril AS diam cukup lama...
Rasulullah SAW bertanya.
"Wahai Jibril... siapakah penghuni neraka yang ketujuh?"
Jibril diam...
Dan Rasulullah SAW bertanya lagi...
Namun Jibril tetap diam... Rasulullah SAW mendesak lagi. Akhirnya Jibril berkata.
"Umatmu wahai Muhammad... mereka itu para pelaku dosa besar di kalangan Umatmu yang dimana sampai mereka mati tapi belum sempat bertaubat."
Mendengar jawaban Malaikat Jibril AS, As Sayyidina Rasulullah SAW langsung jatuh pingsan...
Malaikat Jibril AS merangkulnya dan meletakkan tubuh Baginda Rasulullah SAW di atas pangkuannya...
Tidak berapa lama Baginda Rasulullah SAW sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Sambil terisak-isak Nabi Muhammad SAW bertanya...
"Yaa Jibril... awayadkhulu ummatii an naar?
Wahai Jibril apakah memang ada di antara umatku yang masuk neraka?"
"Benar wahai Muhammad... pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat."
Setelah itu Nabi SAW langsung menghadap kiblat dan sujud menyembah Allah SWT dalam isakan tangis...
Sesekali dengan lirih perlahan beliau membisikkan kata-kata... ummati ya Rabb... ummatii... ummatii... ummatii...
Beliau Baginda Rasulullah SAW tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selama tiga hari tiga malam... kecuali setiap As Sayyidina Bilal bin Rabah RA mengumandangkan azan beliau barulah bangkit untuk menjadi imam dan setelahnya kembali sujud...
Pada hari ketiga As Sayyidina Abu Bakar RA menyadari hal ini... Dia mengetuk pintu Rasulullah SAW dan mengucapkan salam tiga kali... Namun tidak ada jawaban... As Sayyidina Abu Bakar RA sedih dan berseru di pintu Nabi SAW..
"Hal ilaa bayti Rasulillah min sabiil? bolehkah saya masuk ke rumahmu ya Rasulullah?"
Tetap tidak ada jawaban.
Lalu beliau menangis dan melangkah pulang... Di jalan beliau bertemu As Sayyidina Umar RA...
"Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?"
As Sayyidina Abu Bakar menceritakan keadaan Baginda Rasulullah SAW... Maka As Sayyidina Umar RA pun melangkah ke rumah Nabi SAW dan terjadilah hal yang sama...
As Sayyidina Umar pun pulang dan menangis.
Di jalan beliau bertemu As Sayyidina Salman Al Farisi RA. Sambil terisak-isak As Sayyidina Umar RA bercerita kepada As Sayyidina Salman RA.
As Sayyidina Salman RA amat sedih... Namun dia tidak berani mengulang hal yang sama...
As Sayyidina Salman RA melangkah ke rumah As Sayyidah Fatimah Az Zahra RA dan menceritakan hal itu...
Setengah berlari As Sayyidah Fatimah Az Zahra RA menuju rumah Nabi SAW dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam...
Mendengar suara lembut putri tercinta sejuklah dada Nabi SAW...
Baginda bangkit dari sujud dan membuka pintu...
Alangkah terkejutnya As Sayyidah Fatimah Az Zahra melihat Baginda Rasulullah SAW yang amat kurus dan pucat...
As Sayyidah Fatimah Az Zahra memeluk Ayahandanya lalu menangis.
"Wahai Ayahanda apa yang terjadi... mengapa Engkau sedih seperti ini?"
Rasulullah SAW kembali menangis dan berkata dengan suara lirih...
"Wahai Fatimah belahan jiwaku... bagaimana mungkin aku tidak sedih... Jibril mengatakan akan ada kelak umatku yang akan masuk neraka..."
Kedua anak dan bapak itupun menangis bersimbah air mata..
Semoga kita semua dapat selamat dari siksaan api neraka dan dapat berkumpul bersama Nabi Muhammad SAW. Aamiin
Copas dari Lukman Sayyid Gade😊
KEUTAMAAN MASJID
KEUTAMAAN MASJID
Assalamu alaikum wr.wb
Kali ini kita akan membahas KEUTAMAN MASJID..
{الباب الحادي عشر}:
في فضيلة المساجد
قَالَ النبي صلى الله عليه وسلم: {المَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ مُؤْمِنٍ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Masjid itu rumah setiap orang beriman. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إذا رَأيْتُمُ الرَّجُلَ مُلاَزِمَ المَسْجِدِ فَاشْهَدُوا لَهُ بالإيمانِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Apabila kalian melihat seorang laki-laki selalu pergi ke masjid maka saksikanlah bahwa ia adalah seorang yang beriman."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ تَكَلَّمَ بِكَلاَمِ الدُّنْيَا في المَسْجِدِ أَحْبَطَ الله عَمَلَهُ أَرْبَعِينَ سَنَةً}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Barang siapa berbicara urusan duniawiyah di dalam masjid maka Allah menghapus amalnya selama 40 tahun"}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إنَّ المَلاَئِكَةَ يَتَكَرَّهُونَ مِنَ المُتَكلِّمينَ فِي المَسْجِدِ بِكَلاَمِ اللَّغْوِ وَالجَوْرِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Sesungguhnya para malaikat membenci orang-orang yang berbicara di dalam masjid dengan pembicaraan yang tiada guna dan dosa."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {شَّرُّ البِقَاعِ أسْواقُهَا وخَيْرُ البِقَاعِ مَسَاجِدُهَا}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Seburuk-buruknya tempat adalah pasar-pasarnya dan sebaik-baiknya tempat adalah masjid-masjidnya. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ المَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِس حَتَّى يُصَلِّي رَكْعَتينِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Jika salah seorang dari kalian masuk masjid maka janganlah duduk hingga shalat dua rakaa`at. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {ارْتَفَعَتِ المَسَاجِدُ شَاكِيَةً مِنْ أهْلِهَا الَّذِينَ يَتكَلَّمُونَ فِيها بَكَلامِ الدّنْيَا، فَتَسْتَقْبِلُهَا المَلائِكَةُ فَتَقُولُ ارْجِعي فَقَدْ بُعِثْنَا بِهَلاَكِهِمْ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Masjid-masjid akan lapor mengadukan penghuninya yang membicarakan urusan duniawi di dalam masjid, kemudian para malaikat menyambutnya seranya berkata, "Kembalilah kalian, karena sesungguhnya kami diutus untuk menghancurkan mereka".}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَسْرَجَ سِرَاجا في المَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُورُ في العَيْنِ لَمْ تَزَلِ المَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ ذَلِكَ الضَّوْءُ فِي المَسْجِدِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Barang siapa menyalakan lampu yang cahayanya menyinari sekitar pandangan mata maka malaikat selalu memintakan ampun untuknya selama cahaya tersebut menyinari masjid."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ بَسَطَ حَصِيرا في المَسْجِدِ لَمْ تَزَلِ المَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ ذٰلك الحَصِيرُ في المَسْجِدِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Barang siapa menggelar tikar di dalam masjid maka malaikat tidak henti-hentinya memintakanan ampunan untuknya selama tikar tersebut berada di masjid."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَخْرَجَ قَذَرَةً مِنَ المَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُورُ في العَيْنِ أَخْرَجَهُ الله تَعَالى مِنْ أعْظَمِ ذُنُوبِهِ .
لاَ تَجْعَلُوا مَسَاجِدَكُمْ كالطُّرُقِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Barang siapa mengeluarkan kotoran dari masjid sekedar pantas dipandang mata maka Allah ta'ala mengeluarkannya dari dosa-dosa besarnya. Janganlah kalian menjadikan masjid bagaikan jalanan. "}
Wallohu a'lam.
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
Sumber@islamuna.googlenya aswaja
#Kitab TANQIHUL QHOUL
Assalamu alaikum wr.wb
Kali ini kita akan membahas KEUTAMAN MASJID..
{الباب الحادي عشر}:
في فضيلة المساجد
قَالَ النبي صلى الله عليه وسلم: {المَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ مُؤْمِنٍ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Masjid itu rumah setiap orang beriman. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إذا رَأيْتُمُ الرَّجُلَ مُلاَزِمَ المَسْجِدِ فَاشْهَدُوا لَهُ بالإيمانِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Apabila kalian melihat seorang laki-laki selalu pergi ke masjid maka saksikanlah bahwa ia adalah seorang yang beriman."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ تَكَلَّمَ بِكَلاَمِ الدُّنْيَا في المَسْجِدِ أَحْبَطَ الله عَمَلَهُ أَرْبَعِينَ سَنَةً}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Barang siapa berbicara urusan duniawiyah di dalam masjid maka Allah menghapus amalnya selama 40 tahun"}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إنَّ المَلاَئِكَةَ يَتَكَرَّهُونَ مِنَ المُتَكلِّمينَ فِي المَسْجِدِ بِكَلاَمِ اللَّغْوِ وَالجَوْرِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Sesungguhnya para malaikat membenci orang-orang yang berbicara di dalam masjid dengan pembicaraan yang tiada guna dan dosa."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {شَّرُّ البِقَاعِ أسْواقُهَا وخَيْرُ البِقَاعِ مَسَاجِدُهَا}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Seburuk-buruknya tempat adalah pasar-pasarnya dan sebaik-baiknya tempat adalah masjid-masjidnya. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {إذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ المَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِس حَتَّى يُصَلِّي رَكْعَتينِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Jika salah seorang dari kalian masuk masjid maka janganlah duduk hingga shalat dua rakaa`at. "}
وقال صلى الله عليه وسلم: {ارْتَفَعَتِ المَسَاجِدُ شَاكِيَةً مِنْ أهْلِهَا الَّذِينَ يَتكَلَّمُونَ فِيها بَكَلامِ الدّنْيَا، فَتَسْتَقْبِلُهَا المَلائِكَةُ فَتَقُولُ ارْجِعي فَقَدْ بُعِثْنَا بِهَلاَكِهِمْ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Masjid-masjid akan lapor mengadukan penghuninya yang membicarakan urusan duniawi di dalam masjid, kemudian para malaikat menyambutnya seranya berkata, "Kembalilah kalian, karena sesungguhnya kami diutus untuk menghancurkan mereka".}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَسْرَجَ سِرَاجا في المَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُورُ في العَيْنِ لَمْ تَزَلِ المَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ ذَلِكَ الضَّوْءُ فِي المَسْجِدِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Barang siapa menyalakan lampu yang cahayanya menyinari sekitar pandangan mata maka malaikat selalu memintakan ampun untuknya selama cahaya tersebut menyinari masjid."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ بَسَطَ حَصِيرا في المَسْجِدِ لَمْ تَزَلِ المَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ ذٰلك الحَصِيرُ في المَسْجِدِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{" Barang siapa menggelar tikar di dalam masjid maka malaikat tidak henti-hentinya memintakanan ampunan untuknya selama tikar tersebut berada di masjid."}
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَخْرَجَ قَذَرَةً مِنَ المَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُورُ في العَيْنِ أَخْرَجَهُ الله تَعَالى مِنْ أعْظَمِ ذُنُوبِهِ .
لاَ تَجْعَلُوا مَسَاجِدَكُمْ كالطُّرُقِ}.
Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
{"Barang siapa mengeluarkan kotoran dari masjid sekedar pantas dipandang mata maka Allah ta'ala mengeluarkannya dari dosa-dosa besarnya. Janganlah kalian menjadikan masjid bagaikan jalanan. "}
Wallohu a'lam.
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
Sumber@islamuna.googlenya aswaja
#Kitab TANQIHUL QHOUL
Warisan terpenting kepada anak
Warisan terpenting kepada anak :
1. Ilmu
2. Akhlak
3. Doa
Secara umum, warisan yang akan di tinggalkan untuk anak kita adalah harta, tapi sesunggunya harta tak menjamin kerukunan diantara anak-anak kita. justru banyak kasus 'rebutan harta warisan' apalagi kalau sudah beda Ibu atau beda Bapak (Bapak/Ibu menikah lagi). untuk itu, warisan tidak melulu soal harta, ada hal lain yang lebih penting.
1. Ilmu
Kemuliaan seseorang dapat dilihat dari ilmu. disisi lain, ilmu menjaga kita dan justru kita menjaga harta.
Disamping itu, Kyai-kyai hidupnya barokah karena ilmu
2. Akhlak
Dalam ta'lim muta'alim disebutkan "lisanul hal afdholu min lisanul maqool' artinya memberikan contoh lebih baik dari pada memberikan perintah.
Pada pointnya adalah, untuk membentuk akhlak pada anak, harus dengan contoh.
Urgensitas mewarisi akhlak adalah karena akhlak diatas ilmu.
Orang yang tidak memiliki akhlak walau dia berilmu justru akan menjadikan penyakit hati pada dirinya
3. Doa
"adu'au shilahul mukmin"
Doa adalah senjata orang beriman,
dengan doa kita meminta kepada Allah, agar anak-anak kita diberikan kebarokahan dalam dunia, agama, dan akhirat.
Sumber@Ngaji akhlak
Samarinda, 19 September 2017
1. Ilmu
2. Akhlak
3. Doa
Secara umum, warisan yang akan di tinggalkan untuk anak kita adalah harta, tapi sesunggunya harta tak menjamin kerukunan diantara anak-anak kita. justru banyak kasus 'rebutan harta warisan' apalagi kalau sudah beda Ibu atau beda Bapak (Bapak/Ibu menikah lagi). untuk itu, warisan tidak melulu soal harta, ada hal lain yang lebih penting.
1. Ilmu
Kemuliaan seseorang dapat dilihat dari ilmu. disisi lain, ilmu menjaga kita dan justru kita menjaga harta.
Disamping itu, Kyai-kyai hidupnya barokah karena ilmu
2. Akhlak
Dalam ta'lim muta'alim disebutkan "lisanul hal afdholu min lisanul maqool' artinya memberikan contoh lebih baik dari pada memberikan perintah.
Pada pointnya adalah, untuk membentuk akhlak pada anak, harus dengan contoh.
Urgensitas mewarisi akhlak adalah karena akhlak diatas ilmu.
Orang yang tidak memiliki akhlak walau dia berilmu justru akan menjadikan penyakit hati pada dirinya
3. Doa
"adu'au shilahul mukmin"
Doa adalah senjata orang beriman,
dengan doa kita meminta kepada Allah, agar anak-anak kita diberikan kebarokahan dalam dunia, agama, dan akhirat.
Sumber@Ngaji akhlak
Samarinda, 19 September 2017
Sunday, October 15, 2017
HAL-HAL YANG HARUS DI IKUTI OLEH MAKMUM TERHADAP IMAM,
HAL-HAL YANG HARUS DI IKUTI OLEH MAKMUM TERHADAP IMAM,
~ Perihal bacaan Imam "Sami'allahu liman hamidah."
Terkait perbedaan para ulama tentang bacaan sang imam "sami'allaahu liman hamidah", menurut sebagian mereka jika saat mengangkat kepala sang imam membaca "sami'allaahu liman hamidah" saja, maka makmum meneruskannya dengan membaca "Rabbanaa walakal hamdu" saja. Di antara ulama-ulama yang berpendapat seperti ini ialah Imam Malik, imam Abu Hanifah, dan beberapa ulama lainnya. Sedangkan menurut sebagian ulama yang lain, imam dan makmum sama-sama mmebaca "sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu." Dalam kedua bacaan tersebut, makmum harus mengikuti imam, sama seperti mengikuti bacaan-bacaan takbir lainnya. Menurut pendapat yang di kutip dari imam Abu Hanifah, orang yang shalat sendirian maupun shalat berjamaah, sebaiknya mereka membaca kedua bacaan tersebut.
Perbedaan pendapat tersebut karna ada dua hadits yang terkesan bertetangan. Pertama, hadits Sayyidina Anas, yeng beliaunya berkata; Berkata Kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :
انما جعل الامام ليئتمّ به ، فإذا ركع فاركعوا، واذا رفع فارفعوا، واذا قال : سمع الله لمن حمده، فقولوا : ربنا ولك الحمد.
"Sesungguhnya imam ditunjuk supaya di ikuti. Jika ia ruku', maka ruku'lah. Jika ia bangkit maka bangkitlah. Dan jika ia membaca "sami'allaahu lliman hamidah", maka bacalah "Rabbanaa walakal hamdu."
Yang kedua, hadits sayyidina ibnu Umar yang menyatakan :
انه صلى الله عليه وسلم كان اذا افتتح الصلاة رفع يديه حذو منكبيه، واذا رفع رأسه من الركوع رفعهما كذلك ايضا وقال : سمع الله لمن حمده ربنا ولك الحمد.
"Ketika memulai shalat, sesungguhnya kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan posisi pundaknya. Dan ketika mengangkat kepala dari ruku', beliau juga mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundak, lalu beliau membaca "Sami'allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu."
Ulama-ulama yang lebih mengunggulkan pengertian Hadits Sayyidina Anas mengatakan, seorang makmum tidak perlu membaca Sami'allaahu liman hamidah , dan seorang imam tidak perlu membaca Rabbanaa walakal hamdu. Ini adalah termasuk dari dalil khithab, karena mereka menetapkan hukum sesuatu yang tidak dibahas dalam syari'at. Berbeda dengan sesuatu yang dibahas di dalamnya. Sementara ulama-ulama yang lebih mengunggulkan hadits Sayyidina Ibnu Umar mengatakan, Imam harus tetap membaca Rabbanaa walakal hamdu. Dan makmum juga harus mengikuti imam ketika membaca Sami'allaahu liman hamidah, karena hal itu masuk dalam perintah umum sabda Kanjeng Rasul
انما جعل الامام ليئتمّ به......
Ulama-ulama yang berusaha mengkompromikan kedua hadits tadi membedakan antara imam dan makmum dalam hal bacaan di atas. Tetapi pendapat yang benar adalah, dalil khithab dalam hadits Anas menuntut bahwa imam tidak perlu membaca Rabbanaa walakal hamdu, dan makmum tidak perlu membaca Sami'allaahu liman hamidah. Hadits Ibnu Umar merupakan nash bahwa imam harus membaca Rabbanaa walakal hamdu, karna seharusnya nash tidak seharusnya di abaikan demi dalil khithab, mengingat nash itu lebih kuat daripada dalil khithab. Sedangkan hadits Anas yang bersifat umum menuntut bahwa makmum harus membaca Sami'allaahu liman hamidah, jika mengacu pada dalil umum sabda Kanjeng Rasul : انما جعل الامام ليئتمّ به..., dan jika menggunakan dalil khithab, ia tidak perlu membacanya. Jadi memang harus ada yang lebih di unggulkan antara dalil umum atau dalil khithab. Tetapi semua ulama sepakat, dalil umum itu lebih kuat daripada dalil khithab. Namun, kekuatan dan kelemahan dalil umum juga berbeda-beda. Oleh karena itu, kiranya tidak terlalu menyimpang kalau dikatakan bahwa "ada sebagian dalil khithab yang justru lebih kuat daripada dalil-dalil umum. Sebab pada hakekatnya masalah bacaan makmum ini merupakan masalah ijtihad.
Selamat malam, selamat beristirahat.
Kita persiapkan esok yang lebih baik.
Tetap semangat, tetap Shalawat
Allaahumma Shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad
Sumber@santrionline
~ Perihal bacaan Imam "Sami'allahu liman hamidah."
Terkait perbedaan para ulama tentang bacaan sang imam "sami'allaahu liman hamidah", menurut sebagian mereka jika saat mengangkat kepala sang imam membaca "sami'allaahu liman hamidah" saja, maka makmum meneruskannya dengan membaca "Rabbanaa walakal hamdu" saja. Di antara ulama-ulama yang berpendapat seperti ini ialah Imam Malik, imam Abu Hanifah, dan beberapa ulama lainnya. Sedangkan menurut sebagian ulama yang lain, imam dan makmum sama-sama mmebaca "sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu." Dalam kedua bacaan tersebut, makmum harus mengikuti imam, sama seperti mengikuti bacaan-bacaan takbir lainnya. Menurut pendapat yang di kutip dari imam Abu Hanifah, orang yang shalat sendirian maupun shalat berjamaah, sebaiknya mereka membaca kedua bacaan tersebut.
Perbedaan pendapat tersebut karna ada dua hadits yang terkesan bertetangan. Pertama, hadits Sayyidina Anas, yeng beliaunya berkata; Berkata Kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :
انما جعل الامام ليئتمّ به ، فإذا ركع فاركعوا، واذا رفع فارفعوا، واذا قال : سمع الله لمن حمده، فقولوا : ربنا ولك الحمد.
"Sesungguhnya imam ditunjuk supaya di ikuti. Jika ia ruku', maka ruku'lah. Jika ia bangkit maka bangkitlah. Dan jika ia membaca "sami'allaahu lliman hamidah", maka bacalah "Rabbanaa walakal hamdu."
Yang kedua, hadits sayyidina ibnu Umar yang menyatakan :
انه صلى الله عليه وسلم كان اذا افتتح الصلاة رفع يديه حذو منكبيه، واذا رفع رأسه من الركوع رفعهما كذلك ايضا وقال : سمع الله لمن حمده ربنا ولك الحمد.
"Ketika memulai shalat, sesungguhnya kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan posisi pundaknya. Dan ketika mengangkat kepala dari ruku', beliau juga mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundak, lalu beliau membaca "Sami'allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu."
Ulama-ulama yang lebih mengunggulkan pengertian Hadits Sayyidina Anas mengatakan, seorang makmum tidak perlu membaca Sami'allaahu liman hamidah , dan seorang imam tidak perlu membaca Rabbanaa walakal hamdu. Ini adalah termasuk dari dalil khithab, karena mereka menetapkan hukum sesuatu yang tidak dibahas dalam syari'at. Berbeda dengan sesuatu yang dibahas di dalamnya. Sementara ulama-ulama yang lebih mengunggulkan hadits Sayyidina Ibnu Umar mengatakan, Imam harus tetap membaca Rabbanaa walakal hamdu. Dan makmum juga harus mengikuti imam ketika membaca Sami'allaahu liman hamidah, karena hal itu masuk dalam perintah umum sabda Kanjeng Rasul
انما جعل الامام ليئتمّ به......
Ulama-ulama yang berusaha mengkompromikan kedua hadits tadi membedakan antara imam dan makmum dalam hal bacaan di atas. Tetapi pendapat yang benar adalah, dalil khithab dalam hadits Anas menuntut bahwa imam tidak perlu membaca Rabbanaa walakal hamdu, dan makmum tidak perlu membaca Sami'allaahu liman hamidah. Hadits Ibnu Umar merupakan nash bahwa imam harus membaca Rabbanaa walakal hamdu, karna seharusnya nash tidak seharusnya di abaikan demi dalil khithab, mengingat nash itu lebih kuat daripada dalil khithab. Sedangkan hadits Anas yang bersifat umum menuntut bahwa makmum harus membaca Sami'allaahu liman hamidah, jika mengacu pada dalil umum sabda Kanjeng Rasul : انما جعل الامام ليئتمّ به..., dan jika menggunakan dalil khithab, ia tidak perlu membacanya. Jadi memang harus ada yang lebih di unggulkan antara dalil umum atau dalil khithab. Tetapi semua ulama sepakat, dalil umum itu lebih kuat daripada dalil khithab. Namun, kekuatan dan kelemahan dalil umum juga berbeda-beda. Oleh karena itu, kiranya tidak terlalu menyimpang kalau dikatakan bahwa "ada sebagian dalil khithab yang justru lebih kuat daripada dalil-dalil umum. Sebab pada hakekatnya masalah bacaan makmum ini merupakan masalah ijtihad.
Selamat malam, selamat beristirahat.
Kita persiapkan esok yang lebih baik.
Tetap semangat, tetap Shalawat
Allaahumma Shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad
Sumber@santrionline
Saturday, October 14, 2017
HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN
Bacalah sampai habis,sangat meng-inspirasi
HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN
ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.
Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka :
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”
“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun men ceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika
laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah. Ya Allah aku rindu melihat kabah. Ijinkan aku datang…..Ijinkan aku datang ya Allah..
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”
"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.
Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?
Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun
menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.
“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak
tak bisa menahan air mata.
( buat yg akan naik haji .... atau yg sdh berhaji.... )
Saudaraku ..................Ingat ...
Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia ! Yakni : Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya.
Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan bermanfaat bagi semua orang ! Yakni : Budi Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas memaafkan.
Perhatikan .. Ada dua pula yang akan mengangkat derajat kemulian manusia ! Yakni : Rendah hati dan suka meringankan beban hidup orang lain.
Dan ada dua yang akan menolak datangnya bencana ! Yakni : Sedekah serta menjalin hubungan silaturrahim. Semoga kita menjadi orang orang yang dimuliakan Allah swt aamiin.
HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN
ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.
Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka :
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”
“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun men ceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika
laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah. Ya Allah aku rindu melihat kabah. Ijinkan aku datang…..Ijinkan aku datang ya Allah..
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”
"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.
Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?
Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun
menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.
“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak
tak bisa menahan air mata.
( buat yg akan naik haji .... atau yg sdh berhaji.... )
Saudaraku ..................Ingat ...
Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia ! Yakni : Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya.
Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan bermanfaat bagi semua orang ! Yakni : Budi Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas memaafkan.
Perhatikan .. Ada dua pula yang akan mengangkat derajat kemulian manusia ! Yakni : Rendah hati dan suka meringankan beban hidup orang lain.
Dan ada dua yang akan menolak datangnya bencana ! Yakni : Sedekah serta menjalin hubungan silaturrahim. Semoga kita menjadi orang orang yang dimuliakan Allah swt aamiin.
Kiai Ma’ruf Amin: Gus Dur Ajarkan Berpikir Kritis
Kiai Ma’ruf Amin: Gus Dur Ajarkan Berpikir Kritis
Jakarta, NU Online
Rais Aam Syuriyah PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan, Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan sosok yang mirip buku. Karena itu, mengenal Gus Dur tidak akan habis.<>
“Di NU, beliau itu yang melakukan dinamisasi berpikir kritis. Sehingga NU itu kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran kritis dan dinamis,” ujar Kiai Ma’ruf mengawali testimoninya di acara haul ke-6 Gus Dur di Ciganjur, Sabtu (26/12) malam.
Menurut Kiai Ma’ruf, Gus Dur memang dilengkapi dengan berbagai instrumen keilmuan sehingga paham banyak hal. Misalnya, Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqhiyyah.
“Beliau bahkan sering menyebut kitab Asybah Wan Nadzair. Beliau sangat paham kitab tasawuf yang bernama al-Hikam karya Ibnu Athaillah. Bukan hanya paham, beliau malah mengajarkan kitab itu,” ungkap Rais Aam.
Padahal, lanjut Kiai Ma’ruf, kitab al-Hikam itu menurut para ulama disebut kaada al-hikam an yakuuna quranan. “Hikam itu hampir mirip Quran karena saking dalamnya paparan ilmu yang dikandungnya. Jadi, meski beliau kritis dan dinamis, tetapi instrumen-instrumen perlengkapannya itu sudah ada dan siap,” tukasnya.
Sayangnya, kata Kiai Ma’ruf, ada beberapa pihak yang kritis namun tidak paham Ushul Fiqh, Qawaid, apalagi al-Hikam. “Ibarat orang terjun, Gus Dur sudah bawa parasut. Ini (ada orang) terjun nggak punya parasut, nyungsep jadinya,” selorohnya disambut tawa hadirin.
Gus Dur yang ia kenal sebagai sosok yang bisa bergaul dengan semua kalangan. “Beliau bisa bergaul dengan kiai khos, dengan kiai cash. Sekarang ini kan kiai khos kalah sama kiai cash itu. Ada juga kiai high cost,” ujar Kiai Ma’ruf lagi-lagi mengundang tawa.
Tak hanya dengan kiai, lanjutnya, Gus Dur juga bisa bergaul dengan para budayawan, seniman, orang berambut gondrong, dan bertato. “Enak saja. Saya pernah ikut Gus Dur. Beliau santai saja. Saya sendiri malah keki. Inilah kelebihan Gus Dur,” tandas Rais Aam.
Semua persoalan di mata Gus Dur tidak ada yang berat. Semuanya dianggap ringan dan biasa-biasa saja. “Makanya Gus Dur sering mengatakan Gitu aja Kok Repot,” ujarnya.
Kiai Ma’ruf bercerita, suatu ketika Gus Dur terpilih sebagai Ketua Forum Demokrasi (Fordem). PBNU langsung ribut. “Gimana ini, NU akan berhadapan dengan Pak Harto ini. Karena itu, kami putuskan bahwa Gus Dur mengundurkan diri atau berhenti dari Fordem. Kalau tidak mau, PBNU akan meminta beliau mundur dari Fordem,” tuturnya.
Begitu disampaikan kepada Gus Dur, lanjut Kiai Ma’ruf, Gus Dur lebih memilih Fordem. “Kalau saya disuruh mundur dari Fordem, lebih baik saya mundur dari Ketua Umum PBNU. Wah ini, jawabannya. Mati kutu semua udah. Akhirnya, ya sudah lah, tetap sebagai Ketua Umum PBNU, dan tetap sebagai Ketua Fordem,” kata Kiai Ma’ruf sembari tertawa. (Musthofa Asrori/Mahbib)
Jakarta, NU Online
Rais Aam Syuriyah PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan, Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan sosok yang mirip buku. Karena itu, mengenal Gus Dur tidak akan habis.<>
“Di NU, beliau itu yang melakukan dinamisasi berpikir kritis. Sehingga NU itu kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran kritis dan dinamis,” ujar Kiai Ma’ruf mengawali testimoninya di acara haul ke-6 Gus Dur di Ciganjur, Sabtu (26/12) malam.
Menurut Kiai Ma’ruf, Gus Dur memang dilengkapi dengan berbagai instrumen keilmuan sehingga paham banyak hal. Misalnya, Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqhiyyah.
“Beliau bahkan sering menyebut kitab Asybah Wan Nadzair. Beliau sangat paham kitab tasawuf yang bernama al-Hikam karya Ibnu Athaillah. Bukan hanya paham, beliau malah mengajarkan kitab itu,” ungkap Rais Aam.
Padahal, lanjut Kiai Ma’ruf, kitab al-Hikam itu menurut para ulama disebut kaada al-hikam an yakuuna quranan. “Hikam itu hampir mirip Quran karena saking dalamnya paparan ilmu yang dikandungnya. Jadi, meski beliau kritis dan dinamis, tetapi instrumen-instrumen perlengkapannya itu sudah ada dan siap,” tukasnya.
Sayangnya, kata Kiai Ma’ruf, ada beberapa pihak yang kritis namun tidak paham Ushul Fiqh, Qawaid, apalagi al-Hikam. “Ibarat orang terjun, Gus Dur sudah bawa parasut. Ini (ada orang) terjun nggak punya parasut, nyungsep jadinya,” selorohnya disambut tawa hadirin.
Gus Dur yang ia kenal sebagai sosok yang bisa bergaul dengan semua kalangan. “Beliau bisa bergaul dengan kiai khos, dengan kiai cash. Sekarang ini kan kiai khos kalah sama kiai cash itu. Ada juga kiai high cost,” ujar Kiai Ma’ruf lagi-lagi mengundang tawa.
Tak hanya dengan kiai, lanjutnya, Gus Dur juga bisa bergaul dengan para budayawan, seniman, orang berambut gondrong, dan bertato. “Enak saja. Saya pernah ikut Gus Dur. Beliau santai saja. Saya sendiri malah keki. Inilah kelebihan Gus Dur,” tandas Rais Aam.
Semua persoalan di mata Gus Dur tidak ada yang berat. Semuanya dianggap ringan dan biasa-biasa saja. “Makanya Gus Dur sering mengatakan Gitu aja Kok Repot,” ujarnya.
Kiai Ma’ruf bercerita, suatu ketika Gus Dur terpilih sebagai Ketua Forum Demokrasi (Fordem). PBNU langsung ribut. “Gimana ini, NU akan berhadapan dengan Pak Harto ini. Karena itu, kami putuskan bahwa Gus Dur mengundurkan diri atau berhenti dari Fordem. Kalau tidak mau, PBNU akan meminta beliau mundur dari Fordem,” tuturnya.
Begitu disampaikan kepada Gus Dur, lanjut Kiai Ma’ruf, Gus Dur lebih memilih Fordem. “Kalau saya disuruh mundur dari Fordem, lebih baik saya mundur dari Ketua Umum PBNU. Wah ini, jawabannya. Mati kutu semua udah. Akhirnya, ya sudah lah, tetap sebagai Ketua Umum PBNU, dan tetap sebagai Ketua Fordem,” kata Kiai Ma’ruf sembari tertawa. (Musthofa Asrori/Mahbib)
DAWUH HABIB LUTHFI : CIKAL BAKAL NU
DAWUH HABIB LUTHFI : CIKAL BAKAL NU
Pentingnya anak2 kita (generasi muda) diperkenalkan kpd nama2 Ulama NU agar menjadi idola pd masanya….
Ulama-ulama Indonesia di Haromain (EMBRIO NU DI INDONESIA)
Banyak di antara kita yang (poekeun obor) kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlatul Ulama itu.
Karena pengertian-pengertian mulai dari sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan NU, bagaimana asal-usul atau awal mulanya KH. Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan mengapa Ahlussunah wal Jama’ah harus diberi wadah di Indonesia ini.
Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunah wal Jama’ah bukan semata-mata KH. Hasyim Asy’ari ingin berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dhoruri, wajib mendirikan sebuah wadah.
Kesimpulan bahwa membentuk sebuah wadah Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan buah dari pengalaman ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah, terutama pada rentang waktu pada tahun 1200 H sampai 1350 H.
Pada kurun itu ulama Indonesia sangat mewarnai dan perannya dalam menyemarakkan kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil.
Misal diantaranya ada seorang ulama yang sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama yang sangat tabahur fi ‘ilmi Syari’ah fi thoriqoh wa fi ‘ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf.
Diantaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdus Shamad Sambas. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kiyai Tholhah Gunungjati Cirebon.
Kiyai Tholhah ini adalah kakek dari Kiyai Syarif Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain, Kiyai Syarifudin bin Kiyai Zaenal Abidin bin Kiyai Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik seperguruan beliau diantaranya Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Kiyai Kholil lahir pada tahun 1227 H.
Dan diantaranya murid-murid Syekh Ahmad Sambas yaitu Syekh Abdul Qodir al-Bantani, yang menurunkan anak murid, yaitu Syekh Abdul Aziz Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten.
Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama ternama di Masjidil Harom adalah Kiyai Nawawi al-Bantani. Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal pada tahun 1310 H bertepatan dengan meninggalnya mufti besar Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Ulama Indonesia yang lainnya yang berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi. Beliau diberi umur panjang, beliau meninggal pada usia 125.
Tidak satupun pengarang kitab di Haromain; Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang berasal dari Indonesia yang berani mencetak kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi.
Syekh Abdul Qadir al-Bantani murid lain Syekh Ahmad bin Abdus Shamad Sambas, yang mempunyai murid Kiyai Abdul Lathif Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayyidi Syekh Ubaidillah Surabaya.
Beliau melahirkan ulama yang luar biasa yaitu Kiyai Abu Ubaidah Giren Talang Tegal (Ponpes Attauhidiyyah), terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya Indonesia. Dan melahirkan seorang ulama auliya besar, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru dari guru saya Sayyidi Syekh Muhammad Abdul Malik.
Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiyai Abu Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh Sulaiman Zuhdi. Diantara murid-muridnya lagi di Mekah adalah Sayyidi Syekh Abdullah Tegal.
Lalu Sayyidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan, Sayyidi Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul Aziz bin Abdush Shamad al-Bimawi, dan Sayyidi Syekh Abdullah dan Sayyidi Syekh Abdul Manan, tokoh pendiri Termas sebelum Kiyai Mahfudz dan sebelum Kiyai Dimyati.
Di jaman Sayyidi Syekh Ahmad Khatib Sambas ataupun Sayyidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid yang terakhir adalah Sayyidi Syekh Ahmad Abdul Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen.
Inilah ulama-ulama indonesia di antara tahun 1200 H sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir Zaenal Abidin Jogja, Kiyai Idris Jamsaren, dan banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di Haromain.
Seharusnya kita bangga dari warga keturunan bangsa kita cukup mewarnai di Haromain, beliau-beliau memegang peranan yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun. Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz at-Turmudzi.
Mengapa saya ceritakan yang demikian, kita harus mengenal ulama-ulama kita dahulu yang menjadi mata rantai berdirinya NU. Kalau dalam hadits itu betul-betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-katanya saja.
Jadi kita harus tahu dari mana saja ajaran Ahlussunah wal Jama’ah yang diambil oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari.
Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai maqomah, kedudukan yang luar biasa.
Namun sayang peran penting ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif Husein berkuasa di Hijaz), khususunya ulama yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah. Kemudian hal itu di pikirkan oleh KH. Hasyim Asy’ari disamping mempunyai latar belakang dan alasan lain yang sangat kuat sekali.
Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar kumpul di Masjidil Harom, -ini sudah tidak tertulis dan harus dicari lagi narasumber-narasumbernya. Beliau-beliau menyimpulkan sudah sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya ajaran Ahlussunah wal Jama’ah.
Akhirnya diistikhorohi oleh para ulama-ulama Haromain, lalu mengutus KH. Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar menemui dua orang di Indonesia. Kalau dua orang ini mengiakan jalan terus, kalau tidak jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang pertama Habib Hasyim bin Umar bin Thoha bin Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah Kholil Bangkalan.
Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU yang ke-5 dilaksanakan di Pekalongan tahun 1930 M untuk menghormati Habib Hasyim yang wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar Thoriqoh.
Tidak heran karena sudah dari sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari mana? Dari seorang yang sholeh, Kiyai Irfan. Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiyai Irfan, Kiyai Abdul Fatah dan Kiyai Abdul Hadi. Kiyai Irfan bertanya pada saya: “Kamu ini siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab pertanyaan itu adalah Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi: “Ini cucunya Habib Hasyim Yai”.
Akhirnya saya diberi wasiat: “Mumpung saya masih hidup tolong catat sejarah ini. Mbah Kiyai Hasyim Asy’ari datang ke tempatnya Mbah Kiyai Yasin, Kiyai Sanusi ikut serta pada waktu itu.
Di situ diiringi oleh Kiyai Asnawi Kudus, terus diantar datang ke Pekalongan. Lalu bersama Kiyai Irfan datang ke kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata: “Kyai Hasyim Asy’ari, silakan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlussunah wal Jama’ah. Saya rela tapi tolong saya jangan ditulis.”
Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kiyai Hasyim Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiyai Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiyai Kholil Bangkalan. Kemudian Mbah Kiyai Kholil bilang sama Kiyai Hasyim Asyari: “Laksanakan apa niatmu saya ridho seperti ridhonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong nama saya jangan ditulis.”
Kata Kiyai Hasyim Asy’ari ini bagaimana Kiyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus Mbah Kiyai Kholil menjawab: “Kalau mau tulis silakan tapi sedikit saja.” Itu tawadhu’nya Mbah Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.
Inilah sedikit perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Inilah perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama. Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama yang luar biasa.
Makanya hal-hal yang demikian itu tolong ditulis. Agar anak-anak kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah.
Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlussunah wal Jama’ah itu? Lha ini permasalahan kita.
Upaya pengenalan itu yang paling mudah dilakukan adalah dengan memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya foto Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari.
(Disampaikan oleh Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya pada Harlah NU di Kota Pekalongan tahun 2010)
Pentingnya anak2 kita (generasi muda) diperkenalkan kpd nama2 Ulama NU agar menjadi idola pd masanya….
Ulama-ulama Indonesia di Haromain (EMBRIO NU DI INDONESIA)
Banyak di antara kita yang (poekeun obor) kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlatul Ulama itu.
Karena pengertian-pengertian mulai dari sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan NU, bagaimana asal-usul atau awal mulanya KH. Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan mengapa Ahlussunah wal Jama’ah harus diberi wadah di Indonesia ini.
Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunah wal Jama’ah bukan semata-mata KH. Hasyim Asy’ari ingin berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dhoruri, wajib mendirikan sebuah wadah.
Kesimpulan bahwa membentuk sebuah wadah Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan buah dari pengalaman ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah, terutama pada rentang waktu pada tahun 1200 H sampai 1350 H.
Pada kurun itu ulama Indonesia sangat mewarnai dan perannya dalam menyemarakkan kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil.
Misal diantaranya ada seorang ulama yang sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama yang sangat tabahur fi ‘ilmi Syari’ah fi thoriqoh wa fi ‘ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf.
Diantaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdus Shamad Sambas. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kiyai Tholhah Gunungjati Cirebon.
Kiyai Tholhah ini adalah kakek dari Kiyai Syarif Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain, Kiyai Syarifudin bin Kiyai Zaenal Abidin bin Kiyai Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik seperguruan beliau diantaranya Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Kiyai Kholil lahir pada tahun 1227 H.
Dan diantaranya murid-murid Syekh Ahmad Sambas yaitu Syekh Abdul Qodir al-Bantani, yang menurunkan anak murid, yaitu Syekh Abdul Aziz Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten.
Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama ternama di Masjidil Harom adalah Kiyai Nawawi al-Bantani. Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal pada tahun 1310 H bertepatan dengan meninggalnya mufti besar Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Ulama Indonesia yang lainnya yang berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi. Beliau diberi umur panjang, beliau meninggal pada usia 125.
Tidak satupun pengarang kitab di Haromain; Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang berasal dari Indonesia yang berani mencetak kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi.
Syekh Abdul Qadir al-Bantani murid lain Syekh Ahmad bin Abdus Shamad Sambas, yang mempunyai murid Kiyai Abdul Lathif Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayyidi Syekh Ubaidillah Surabaya.
Beliau melahirkan ulama yang luar biasa yaitu Kiyai Abu Ubaidah Giren Talang Tegal (Ponpes Attauhidiyyah), terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya Indonesia. Dan melahirkan seorang ulama auliya besar, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru dari guru saya Sayyidi Syekh Muhammad Abdul Malik.
Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiyai Abu Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh Sulaiman Zuhdi. Diantara murid-muridnya lagi di Mekah adalah Sayyidi Syekh Abdullah Tegal.
Lalu Sayyidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan, Sayyidi Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul Aziz bin Abdush Shamad al-Bimawi, dan Sayyidi Syekh Abdullah dan Sayyidi Syekh Abdul Manan, tokoh pendiri Termas sebelum Kiyai Mahfudz dan sebelum Kiyai Dimyati.
Di jaman Sayyidi Syekh Ahmad Khatib Sambas ataupun Sayyidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid yang terakhir adalah Sayyidi Syekh Ahmad Abdul Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen.
Inilah ulama-ulama indonesia di antara tahun 1200 H sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir Zaenal Abidin Jogja, Kiyai Idris Jamsaren, dan banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di Haromain.
Seharusnya kita bangga dari warga keturunan bangsa kita cukup mewarnai di Haromain, beliau-beliau memegang peranan yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun. Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz at-Turmudzi.
Mengapa saya ceritakan yang demikian, kita harus mengenal ulama-ulama kita dahulu yang menjadi mata rantai berdirinya NU. Kalau dalam hadits itu betul-betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-katanya saja.
Jadi kita harus tahu dari mana saja ajaran Ahlussunah wal Jama’ah yang diambil oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari.
Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai maqomah, kedudukan yang luar biasa.
Namun sayang peran penting ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif Husein berkuasa di Hijaz), khususunya ulama yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah. Kemudian hal itu di pikirkan oleh KH. Hasyim Asy’ari disamping mempunyai latar belakang dan alasan lain yang sangat kuat sekali.
Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar kumpul di Masjidil Harom, -ini sudah tidak tertulis dan harus dicari lagi narasumber-narasumbernya. Beliau-beliau menyimpulkan sudah sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya ajaran Ahlussunah wal Jama’ah.
Akhirnya diistikhorohi oleh para ulama-ulama Haromain, lalu mengutus KH. Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar menemui dua orang di Indonesia. Kalau dua orang ini mengiakan jalan terus, kalau tidak jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang pertama Habib Hasyim bin Umar bin Thoha bin Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah Kholil Bangkalan.
Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU yang ke-5 dilaksanakan di Pekalongan tahun 1930 M untuk menghormati Habib Hasyim yang wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar Thoriqoh.
Tidak heran karena sudah dari sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari mana? Dari seorang yang sholeh, Kiyai Irfan. Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiyai Irfan, Kiyai Abdul Fatah dan Kiyai Abdul Hadi. Kiyai Irfan bertanya pada saya: “Kamu ini siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab pertanyaan itu adalah Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi: “Ini cucunya Habib Hasyim Yai”.
Akhirnya saya diberi wasiat: “Mumpung saya masih hidup tolong catat sejarah ini. Mbah Kiyai Hasyim Asy’ari datang ke tempatnya Mbah Kiyai Yasin, Kiyai Sanusi ikut serta pada waktu itu.
Di situ diiringi oleh Kiyai Asnawi Kudus, terus diantar datang ke Pekalongan. Lalu bersama Kiyai Irfan datang ke kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata: “Kyai Hasyim Asy’ari, silakan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlussunah wal Jama’ah. Saya rela tapi tolong saya jangan ditulis.”
Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kiyai Hasyim Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiyai Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiyai Kholil Bangkalan. Kemudian Mbah Kiyai Kholil bilang sama Kiyai Hasyim Asyari: “Laksanakan apa niatmu saya ridho seperti ridhonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong nama saya jangan ditulis.”
Kata Kiyai Hasyim Asy’ari ini bagaimana Kiyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus Mbah Kiyai Kholil menjawab: “Kalau mau tulis silakan tapi sedikit saja.” Itu tawadhu’nya Mbah Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.
Inilah sedikit perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Inilah perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama. Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama yang luar biasa.
Makanya hal-hal yang demikian itu tolong ditulis. Agar anak-anak kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah.
Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlussunah wal Jama’ah itu? Lha ini permasalahan kita.
Upaya pengenalan itu yang paling mudah dilakukan adalah dengan memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya foto Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari.
(Disampaikan oleh Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya pada Harlah NU di Kota Pekalongan tahun 2010)
Subscribe to:
Posts (Atom)
SHOLAWAT ADALAH JALAN PINTAS MENUJU MAKRIFATULLAH ...
SHOLAWAT ADALAH JALAN PINTAS MENUJU MAKRIFATULLAH ... Singkatnya gini: JALAN MENUJU ALLAH سبحا نه و تعالى ADALAH NABI MUHAMMAD ﷺ. DAN JALAN...
-
Pertemuan Al Habib Umar bin Hafidz dengan Rosululloh SAW | Al Habib Alwi bin Abdullah Alaydrus SHOLAWAT NUR YANG LANGSUNG DARI ROSULULLOH ...
-
Riwayat Singkat Simbah KH.CHUDLORI BIN H.ICHSAN BIN H.ABDUL CHALIM TEGALREJO. -1912 Lahir di Tegalrejo Magelang -1923. Mondok di ...